Kebijakan Plin Plan Menimbulkan Kekacauan

Oleh : Kamilahusin Amiluddin, S.S 
(Guru, Aktivis Dakwah dan Pemerhati Generasi)

Sekitar 2 bulan sudah pandemi masih melanda negeri Indonesia, tenaga medis pun masih berupaya dan berjuang keras dalam menyembuhkan pasien-pasien yang terpapar covid 19. Semakin hari kasus positif pun meningkat tetapi pasien yang sembuh juga semakin bertambah. Namun hal ini tak lantas membuat sebagian orang merasa lega karena seperti yang telah kita ketahui kebijakan PSBB tak sepenuhnya berjalan dengan baik. Bahkan semakin tak kondusif dengan di bukanya kembali berbagai tempat hiburan, restoran, mall bahkan transportasi darat dan udara kembali beroperasi sehingga lautan manusia terlihat sangat penuh di segala tempat. 

“Anggota Komisi Agama DPR RI John Kenedy sangat menyayangkan kebijakan-kebijakan tersebut, bagaimana mungkin dalam situasi seperti ini di mal-mal penuh sementara masjid tetap di kunci, ada apa ini?” (CNN Indonesia Selasa 12/05/20)

Kemudian seorang ahli Epidemiolog pun angkat bicara 
‘Seperti pelarangan mudik misalnya, tapi ternyata ada pelonggaran. Ini kan bertolak belakang,” Hermawan Saputra kepada CNN Indonesia (Jumat 15/05/20)

Jika kita mampu berfikir dengan akal maka seharusnya para Ulama wajib mengkritik kebijakan-kebijakan yang plin plan ini, mengapa tempat-tempat hiburan atau keramaian yang sifatnya duniawi kembali ramai dan aktif lalu tempat beribadah tetap di tutup. Apakah ini permainan sistem sekulerisme dan kapitalis? yang seakan perlahan ingin menjauhkan umat muslim dari Agamanya lalu tidak mengutamakan kepentingan masyarakat, kesehatan jutaan nyawa banyak orang. 

Ulama (MUI, PA 212, Da’i) mempertanyakan ironi kebijakan pemerintah yang memihak kepentingan korporasi dan mengabaikan kepentingan rakyat serta menghambat kepentingan ibadah umat. Pemerintah cenderung tidak adil dalam mengambil sebuah kebijakan karena yang difikirkan adalah bagaimana untuk terus meningkatkan ekonomi tanpa melihat sedikitpun kondisi masyarakat ditengah pandemi ini. 

Karena harusnya kondisi seperti ini justru membuat kita sadar pentingnya kita mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak amalan shalih, memperbanyak munajat kepada sang Khaliq, mengetuk pintu Allah agar segera mengangkat wabah ini. Bukan menebar kezhaliman dengan mengabaikan segala aturan yang harusnya mampu mengurangi angka kematian pasien positif. 

Harusnya benar-benar disadari, kebijakan sejenis ini tidak mengantarkan pada solusi tetapi akan melahirkan persoalan baru (gejolak rakyat). Semestinya ulama bersuara lebih lantang untuk mengangkat setiap jenis aspirasi umat yang menjerit akibat kebijakan sistem zhalim rezim kapitalis. Juga mengangkat kritik bahwa wabah covid selayaknya menyadarkan agar kembali pada solusi syariah.
Wallahu’alam bisshowab

Post a Comment

Previous Post Next Post