Lockdown! Solusi Tuntas Masalah Covid-19


Oleh : Nailur Rahma Nuha
Member AMK


Kisruh Covid-19 saat ini memasuki masa kritis. Sebab sejak awal munculnya di negara-negara transmisi lokal Covid-19 pemerintah Indonesia yang paling lamban menanggapi isu ini, untuk mengambil kebijakan dan mengatasinya. 


Iqbal Elyazar dari Eijkman-Oxford Clinical Research Unit; Sudirman Nasir dari Universitas Hasanuddin; dan Suharso Sumowidagdo dari LIPI, memperkirakan wabah Covid-19 di Indonesia akan menyebar mengikuti deret ukur tanpa intervensi cepat pemerintah.  Bermula dari 2 Maret lalu presiden Joko Widodo menyatakan ada 2 kasus positif terinfeksi Covid-19 di Depok, kasus melonjak jadi 117 kasus per 18 Maret. Sehari kemudian (19 Maret) melompat jadi 309 kasus.  Ada peningkatan kasus 154 kali dibanding hari pertama diumumkan. (Suara.com, 20/03/2020).

Update Covid-19 di Indonesia per 21 Maret 2020 adalah 450 terinfeksi, 38 orang meninggal dunia. (Akurat.com, 21/03/2020). 

Data ini mengungkap bahwa lambatnya pemerintah menentukan status bencana nasional, potensi sebaran Covid-19 menjadi berlipat ganda (eksponensial). Kemungkinan angka ini juga karena pemerintah menyerahkan langkah tindak atasi Covid-19 pada masing-masing daerah. Padahal, penanganan Covid-19 bisa berbeda antar pemerintah daerah. 

Faktanya masih terjadi resistensi dalam masyarakat, terutama dalam hal keterbukaan pemerintah mengenai data komprehensif seputar penyebaran virus Covid-19 di Indonesia. Urgensi dan upaya meminimalisir masyarakat yang terdampak, kiranya pemerintah mengetahui bahwa memberikan informasi komprehensif mengenai tempat dan perkembangan kejadian perkara, akan membuat masyarakat lebih bijak dan berhati-hati. (Suara.com, 16/03/2020)

Pemerintah terkesan lambat dalam menangani virus Covid-19 ini. Tak ayal banyak nyawa  masyarakat yang menjadi taruhannya. Negara-negara lain sudah melakukan kebijakan lockdown untuk menghentikan penyebaran virus corona. Sejumlah pihak di dalam negeri lantas menyarankan kepada Presiden Jokowi untuk menerapkan langkah serupa. Namun Indonesia belum terpikir ke arah sana. Hal ini disampaikan langsung Joko Widodo usai meninjau Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Tangerang-Banten, Jum'at (13/3). (Liputan6.com, 17/03/2020). 

Sejalan dengan pernyataan ini, Tim Pakar Gugus Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Adisasmito, menjelaskan hal tersebut. "Ini menjadi salah satu kepedulian pemerintah supaya aktivitas ekonominya tetap bisa berjalan. Kalau lockdown, aktivitas perekonomian dapat sulit untuk dijalankan," tambah Wiku. "Tentunya, hal ini bisa berbahaya bagi perekonomian. Maka dari itu, kita belum masuk ke dalam situasi seperti itu (lockdown)." (Liputan6.com, 18/03/2020).

Sejumlah tokoh nasional, mengomentari belum lockdownnya Indonesia untuk mengatasi kasus Covid-19. Di antaranya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Gerindra, Arief Poyuono menilai Presiden Joko Widodo (Jokowi) masih jaga image (jaim) untuk membeberkan titik lokasi pasien positif Virus Corona (Covid-19) di Indonesia. "Ya kan takut Indonesia di lockdown sama negara-negara lain ya kan. Ada bagusnya juga, tetapi juga ada sisi negatifnya. Corona tidak bisa terkendali, dan masyarakat tidak tau dimana ada Corona, dimana harus berobat," tukasnya.   (Wartaekonomi.co.id, 13/03/2020). 

Hal ini juga disinggung oleh SBY, mantan Presiden RI ke-6. Menurut SBY, kebijakan ini bertujuan untuk menyelamatkan masyarakat dan manusia. Dia mengakui masyarakat tak nyaman dengan kebijakan ini dan akan timbul kerugian dari sisi ekonomi. "Tetapi kebijakan dan tindakan ini harus diambil. Keselamatan dan kelangsungan hidup manusia di atas segalanya," kata mantan ketua umum Partai Demokrat ini. (Tempo.com, 18/03/2020).

Kondisi ini juga ditanggapi  tokoh senior Jawa Barat, Kang Tje Tje Hidayat Padmawinata, berpendapat "Indonesia hari ini 'A Nation without a Leader', krisis kenegarawanan". Sebagai petuah mengenai kondisi Indonesia saat ini. (VIVAnews.com, 15/03/2020). 

Virus corona dan penyakit yang ditimbulkannya (Covid-19) telah menjangkiti 162 negara di seluruh dunia. Merujuk situs worldmeters.info, per Selasa malam ini tercatat ada 194.725 orang terinfeksi virus corona, dengan 7.894 orang meninggal, dan 81.080 orang sembuh. Beberapa negara telah memberlakukan lockdown, di antaranya Italia, Denmark, Spanyol, Perancis, dan Malaysia. 

Sistem negara yang sudah karut marut di Indonesia,  memang bukan sistem ideal mengurusi dan mengayomi rakyat. Pasalnya sistem yang bergantung pada kapital ini, lebih memilih alasan ekonomi tetap berjalan, ketimbang  menyelamatkan seluruh negeri dari pandemi corona. Penyebaran virus yang terjadi melalui kontak interaksi sosial dan bahkan sekarang disinyalir melalui airborne. Sesuai hasil penelitian para peneliti dari Cina menemukan bahwa virus corona COVID-19 dapat hidup di saluran pernapasan pasien terinfeksi selama 37 hari atau lima pekan sejak pertama kali sakit. Itu artinya dua kali lebih lama daripada masa isolasi yang direkomendasikan para ahli selama ini yakni selama 14 hari.

Perhitungan tersebut dihasilkan dari penelitian terhadap 191 pasien dari dua rumah sakit di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, yang melaporkan epidemi pertama penyakit virus corona 2019 itu. 

Penelitian itu menggunakan catatan medis elektronik untuk mengumpulkan data demografis serta data laboratorium. Para peneliti mendeteksi virus RNA itu dalam sampel yang diambil dari saluran pernapasan pasien selama rata-rata 20 hari setelah pasien sakit.

Ini adalah penelitian terbaru yang menunjukkan bahwa COVID-19 dapat bertahan lebih lama daripada yang diperkirakan. Sebelumnya, studi yang dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dan ilmuwan lain menemukan virus dapat bertahan di udara selama tiga jam dan dapat hidup di permukaan suatu benda hingga tiga hari.

Sementara sebuah penelitian di Jerman menemukan pasien yang terinfeksi melepaskan sejumlah besar virus sebelum gejala muncul. Ini berarti, ketika orang hanya menunjukkan gejala ringan, seperti kelelahan atau batuk, masih mudah untuk menyebarkan virus ke orang lain. (Tempo.com, 18/03/2020).

Dengan tetap membiarkan terjadinya interaksi langsung masyarakat dalam aktifitas ekonomi.  Bukankah justru akan membahayakan masyarakat dan berdampak lebih besar terhadap peningkatan ekonomi? Panic buying, dolar yang melonjak naik akibat keresahan investor, banyaknya rakyat yang sakit, fasilitas yang tak memadai menampung mereka hingga tugas overload para tenaga kesehatan. Tentu hal ini akan menjadi masalah yang pelik ke depannya, bahkan mungkin kepercayaan rakyat pada pemerintah akan menurun drastis.

Islam sebagai agama sekaligus ideologi yang sempurna, mampu melahirkan pemimpin yang kredibel di setiap kegentingan dengan sokongan sistem yang optimal dijalankannya. 

Tercatatlah beberapa kasus yang terjadi pada masa pemerintahan sejak kepemimpinan Rasulullah saw, khulafaur rosyidin hingga setelahnya adalah sama. Yaitu memberlakukan lockdown atau distancing. Ini adalah wujud pemimpin yang terpercaya, sigap memutuskan kebijakan untuk menyelamatkan rakyat. Mengoptimalkan berjalannya sistem perekonomian oleh negara sehingga kas negara siap digunakan untuk rakyat. 

Negara pun meyakinkan rakyat bahwa yang dilakukan adalah sesuatu yang akan mendatangkan kebaikan setelah kesulitan itu hilang pada waktunya. Kesabaran menjalankan kebijakan yang ditetapkan penguasa adalah karena bentukan sistem yang menerapkan pengaturan rakyat atas perintah dan larangan syari' (sang pembuat hukum) yaitu Allah SWT. Sehingga keselamatan dan keberkahan benar-benar dirasakan rakyat khilafah, ketika wabah itu teratasi dalam waktu yang tidak lama. 

Rasulullah saw. bersabda:

إِذَا سَمِعْتُمْ بِه بِأرْضٍ فَلَا تَقْدَمُوا عَلَيْهِ، وَإِذَا وَقَعَ بِأَرْضٍ وَأَنْتُمْ  بِهَا فَلاَ تَخْرُجُوا فِرَارًا مِنْهُ

Jika kalian mendengar suatu negeri dilanda wabah, jangan kalian memasukinya. Jika wabah itu terjadi di negeri yang kalian berada di dalamnya, janganlah kalian keluar darinya (Muttafaq ‘alayh).

Dari sisi ilmu dan kebijakan kesehatan masyarakat modern, apa yang Rasulullah saw. sampaikan adalah upaya preventif untuk mengisolasi penularan wabah penyakit agar tidak meluas. Saatnya Indonesia melakukan lockdown untuk menyelamatkan negeri!

Post a Comment

Previous Post Next Post