Peran Islam Di India Versus Strategi Pecah Belah Tingkat Internasional



Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Pemerhati Politik Asal NTT)

Sebagian penguasa di India menyatakan Kaum Muslimin tidak layak tinggal di India. Mereka sebaiknya pindah ke Pakistan. Jika niat ini dijalankan bakal ada eksodus 180 juta Kaum Muslimin dari India ke Pakistan.

Tentu saja negara ini tidak akan sanggup menampung saudara seakidahnya. Pakistan dan India adalah penyumbang jumlah Muslim terbesar nomer 2 dan 3 setelah Indonesia di dunia.

Ini adalah pernyataan rasis. Tidak ditemukan adanya bukti Kaum Muslimin mengancam kedaulatan negara India. Islam telah lama berkembang di India. Dan banyak manfaat atau kontribusi terhadap negeri ini.

Bicara tentang India bukan saja berbicara tentang Trio Khan; Shahrukh Khan, Salman Khan dan Amir Khan, aktor Muslim yang berhasil memperkenalkan jagad film India menjadi Bolliwood menyerupai Holliwood di Amerika. Di India kontribusi Kaum Muslimin lebih dari sekedar film.

Islam telah ada sejak zaman Kekhilafahan Ummayah. Ketika itu India ditaklukkan dan kesultanan Islam Mughal berdiri tegak berabad-abad lamanya.

Seperti dikutip dari permatafm.com Kaum Muslimin di India telah lama menjadi pemeran utama dalam menghadapi penjajahan Inggris.

Sultan Mughal yang terakhir yakni Syah Alam mempimin pergerakan Kaum Muslimin dan Hindu melawan Inggris.

Perlawanan berhasil dipatahkan namun gelombang kedua datang dari Jami'atul Ulama bersama Kaum Muslimin melakukan perang terbuka. Sayangnya ribuan ulama beserta santrinya mati dibunuh serdadu Inggris.

Kisah heroik Kaum Muslimin ini sempat dipuji di India sebagai proses perjuangan kemerdekaan. Bahkan 600 warga Muslim India yang tergabung dalam British India Army (BIA), yang pernah ditugaskan ke Indonesia untuk mengukuhkan penjajahan Belanda, membelot ke kubu Indonesia melawan Inggris dan Belanda.

Kaum Muslimin hidup damai dengan Warga Hindu hingga akhirnya pecah perang saudara Pakistan India setelah Inggris hengkang. Ribuan orang terbunuh di stasiun dan rel kereta api dalam perjalanan ke Pakistan.

Inilah strategi devide et impera ala Inggris di India. Penjajah Barat sengaja menyerahkan Kashmir yang mayoritasnya Muslim ke tangan pemerintah India. Akibatnya Kashmir bergejolak.

Seorang Mayor Jenderal Purnawirawan SP Sinha dari Partai Bharitiya Janata (BJP) partai berkuasa menyerukan pemerkosaan terhadap Muslimah Kashmir. Sinha semasa aktif di tentara menggunakan strategi ini ketika menyerang Kahsmir pada tahun 1990an.

Apa yang terjadi di India sekarang adalah Islamophobia akut dan merupakan startegi Barat untuk mencegah persatuan dan kebangkitan Islam. Barat meninggalkan India dengan mewariskan daerah konflik. Seandainya Barat pada awalnya menyerahkan Kashmir ke Pakistan tentu tidak akan konflik berkepanjangan. Diduga strategi terbaru Barat adalah diam-diam menyokong kemerdekaan Kashmir sebagai negara sendiri akan memperburuk situasi politik yang ada.

Memang di beberapa negara, Kaum Muslimin mendapatkan perlakuan yang tidak sesuai dengan peri kemanusiaan misalnya di China, Palestina dan Myanmar.

Hal itu disebabkan karena standar selain Islam menganggap Islam sebagai ancaman. Modus yang terjadi di India sama seperti di China. Hanya saja China menolak bahwa mereka telah memenjarakan Muslimin Uighur sedangkan India terang-terangan memusuhi Kashmir dan menyatakan daerah ini sebagai daerah separatis diikuti dengan pemberlakuan jam malam.

Ini sungguh berbeda dengan perlakuan Khilafah terhadap warga negara Non Muslim. Dimana para pakar Non Barat memuji toleransi dalam Khilafah Islam.

Bahkan Khilafah Islam pernah menampung jutaan warga Yahudi yang eksodus dari Jerman ke Khilafah Ustmani. Mereka menghindari ethnic cleansing atau fasisme Jerman di bawah Adolf Hitler.

Khilafah Ustmani melindungi warga Yahudi padahal Khilafah sedang bersekutu dengan Jerman dalam PD II.

Semoga Kaum Muslimin bisa bersatu lagi dalam satu kepemimpinan Global agar tidak ada yang dizholimi dan angka Islamophobia bisa ditekan.[]

Bumi Allah SWT, 25 Februari 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post