Bersama Khilafah, Umat Kuat


Oleh: Abu Mush'ab Al Fatih Bala
(Pemerhati Politik Asal NTT)

India memanas. Seperti yang dikutip dalam Kumparan.com, bentrokan berdarah terjadi di New Delhi, menyusul protes undang-undang kewarganegaraan baru India.

Diberitakan media India, The Wire, Sebuah Masjid di Distrik Ashok Nagar dilaporkan dibakar massa pada Selasa malam (25/2). Pelaku adalah massa yang meneriakkan "Jai Shri Ram," yang artinya "Salam Dewa Ram".

Selain membakar Masjid, massa juga mengibarkan bendera Hanoman di menaranya. Kerusuhan di India telah mengakibatkan 23 orang tewas dan menahan 1.500 orang ditahan. Aksi besar di seluruh India terjadi sebagai protes terhadap RUU Kewarganegaraan atau CAB yang dianggap mendiskriminasi umat Islam. CAB hanya memberikan hak kewarganegaraan berdasarkan dari 3 negara yakni Afghanistan, Bangladesh dan Pakistan.

Enam agama yang dimaksud dalam RUU ini adalah Hindu, Sikh, Buddha, Jainisme, Parsi dan Kristen. Islam yang merupakan agama mayoritas ketiga negara tersebut tidak termasuk dalam RUU.

PM India Narendra Modi membantah RUU ini mendiskriminasi Umat Islam. Organisasi HAM Amnesty International mengecam para pemimpin India yang dinilai malah justru memperkeruh suasana. "Pemimpin politik India yang memprovokasi kebencian dan menciptakan nuansa kekerasan dengan menyampaikan ujaran kebencian harus segera diadili," ujar Amnesty International dikutip dari AFP.

Kebencian terhadap Islam bukan dalam RUU CAB saja namun sebelumnya banyak politisi dari BJP sebagai partai penguasa telah menyerukan serangan terhadap Umat Islam. Misalnya ada politisi India yang mendesak agar Umat Islam India dipindahkan ke Pakistan. Sinha politisi BJP juga menyerukan pemerkosaan terhadap Muslimah Kashmir. Ketika masih aktif di militer, Sinha melancarkan operasi pemerkosaan di Kahsmir.

Belajar dari Kasus India, China, Myanmar dan Thailand, kita belajar 2 hal yang secara umum menimpa umat Islam. Ketika umat Islam menjadi minoritas sering menjadi bulan-bulanan serangan mayoritas. Dan ketika Islam merupakan mayoritas di sebuah negara sering dituduh intoleran dan negara tersebut sering menjadi target negara lain untuk diubah ideologinya menjadi kapitalis atau komunis.

Sangat disayangkan banyak oknum massa atau rezim yang tega menyerang Masjid. Di Myanmar, Uighur, Palestina, Irak, Suriah bahkan terakhir India Masjid diserang. Mereka berani karena tahu Umat Islam tak ada pelindungnya. Negara-negara barat diam seperti biasa, Donald Trump pun menganggap kasus yang terjadi di India adalah urusan dalam negeri India.

Namun, Trump begitu bersemangat mencampuri urusan dalam negeri Irak, Suriah, Palestina dan negeri Umat Islam lainnya dengan cara menjatuhkan bom, menurunkan tentara, dan menjarah sumber daya alam negeri tersebut. Solusi kamuflase yang sering diberikan adalah solusi dua negara bagi Palestina dan Israel yang kemudian diketahui hanya memperluas wilayah Israel dan menggembosi secara perlahan Muslim Palestina.

Maka solusi untuk Umat Islam adalah bersatu dalam satu kepemimpinan global yakni Khilafah. Khilafah akan membebaskan negeri-negeri Umat Islam dan mengadili para pelaku pemerkosa dan pembunuhan Umat Islam dengan seadil-adilnya.

Khilafah bukan dongeng, kenangan sesaat masa lalu, dan keyakinan utopis. Dulu Khalifah Mu'tashim Billah pernah mengirimkan pasukan yang kepalanya sudah sampai di benteng Amuria Romawi Timur di Turki dan ekornya ada di Baghdad ibukota Khilafah Abbasiyah. Pasukan itu mau menduduki benteng dan menangkap pelaku pelecehan seorang Muslimah.

Namun, Khilafah bukan negara barbar seperti kerajaan Mongol yang membantai habis warga sipil. Terbukti ketika Khilafah menguasai India dulu tidak terjadi pembantaian massal.

Khilafah bukan saja kuat secara militer namun kuat secara ekonomi. Khilafah menyejahterakan semua warga negara apa pun latar belakang suku, agama mau pun bangsanya.

Malah Khilafah merupakan sistem kepemimpinan Islam yang paling toleran. Banyak pakar Non Muslim yang memuji aksi toleransi Khilafah terhadap warga Non Muslim.

Khilafah yang pernah merupakan negara adidaya pernah memberikan bantuan makanan dalam banyak kapal besar menuju ke Amerika dan Eropa. Bukti sejarahnya masih terekam manis. Bahkan di Irlandia ada klub sepakbola yang memakai lambang Khilafah Ustmani sebagai lambang tim sepakbolanya.

Semoga Khilafah sebagai Bisyarah Allah lewat Rasulullah SAW menjadi kenyataan. Umat bukan saja semakin kuat tetapi juga menjadi agen penyelamat dan perdamaian di dunia ini. []

Bumi Allah SWT, 27 Februari 2020

#DenganPenaMembelahDunia
#SeranganPertamaKeRomaAdalahTulisan

Post a Comment

Previous Post Next Post