Ungkapan Hati Seorang Ibu

Oleh : Fanti Setiawati
Anggota Komunitas Tinta Peradaban Ketapang, Kalbar


Nak...
Sejak ada benda kecil itu, kau betah di rumah.
Tak banyak menuntut ditemani bermain.
Bahkan kau tak minta diladeni cerita-ceritamu.

Nak...
Kini Ibu tak harus bersusah payah mencuci celanamu yang menempel tanah kering.
Ibu tak lagi perlu mengeluarkan tenaga ekstra untuk menggosok bajumu yang bau haring.
Kini tak lagi Ibu temui jejak-jejak kaki kotormu di lantai karena main tak bersendal.

Nak...
Benda kecil itu mengajarkanmu banyak hal.
Kau dapatkan informasi dunia luas.
Kau genggam informasi dalam waktu sekian detik.
Kau lacak dunia dengan lentikkan jarimu.
Kau kuasai kotak ajaib yang menawarkan berjuta warna itu.

Tapi taukah kau Nak...
Ibu iri...
Kini...
Tidak kau segerakan panggilan Ibu.
Kau nomor sekian-kan perintah Ibu.
Kau abaikan permintaan Ibu.
Bahkan kau abaikan seruan sholat dari Rabb-mu.

Tak jarang kau sertakan muka masam saat melaksanakan perintah Ibu.
Kau tak lagi sabar mendengar cerita Ibu.
Kau sering risih jika Ibu ingin mendengar kisahmu.
Bahkan kadang tak kau hiraukan saat Ibu bicara.

Maafkan Ibu, Nak...
Ibu lah yang kurang ilmu.
Hingga tak siap menghadapi zaman ini.
Ibu lah yang salah mencontohkan.
Hingga terekam dalam benakmu, bahwa gadget adalah nomor satu.
Ibu lah yang kadang lalai.
Hingga kau jiplak perilaku Ibu.
Ibu lah yang terlambat belajar.
Hingga belum total menjadi madrasatul ula bagimu.
Hingga kau mencari informasi lengkap dari kotak kecil itu.
Hingga Ibu tak lagi kau jadikan rujukan.

Anak Sholihku sayang...
Zaman ini tak bisa kita hindari.
Zaman ini akan terus maju tanpa menanyakan kesiapan kita.
Zaman ini terus melesat meninggalkan orang-orang yang tak mampu mengimbanginya.

Ibu harap kita dapat belajar bijak menghadapi zaman ini.
Ibu ingin kita memanfaatkannya dengan benar.
Ibu harap kita mampu menjadikan anugerah teknologi dari Allah ini, sebagai jalan mencari bekal sebanyak-banyaknya untuk meraih ridho-Nya.
Ibu ingin kita gunakan nikmat yang Allah titipkan ini sebagai sarana untuk kebangkitan Islam.

Semoga Allah mudahkan kita untuk meraihnya.
Aamiin...

Dari Ibu yang rindu celotehan anaknya.

Post a Comment

Previous Post Next Post