Menginstal Software Islam Menjelang Aqil Baligh

Oleh : Novianti

Suatu ketika saya berdiskusi dengan para santri berusia 10-11 tahun tentang usia kronologis dan usia biologis mengingat mereka menjelang fase akil baligh.

"Usia kronologis adalah lamanya seseorang hidup di dunia."  Seorang santri menjawab ,"Dari orok dong. Pas eeeaak sudah dihitung." Saya lanjutkan menjelaskan ,"Usia biologis menunjukkan kematangan seseorang " "Eh, orang juga juga bisa matang? Kayak buah, bonyok?" Pertanyaan yang  membuat saya tersenyum geli.

"Matang itu saat perilaku seseorang sesuai dengan usianya. Pernah lihat anak usia 3 tahun sholat?"  Para santri mengangguk. "Ada yang kabur, lari-lari, main-main," jawab mereka. "Seusia mereka wajar seperti itu karena belum paham. Tapi jika seusia kalian saat sholat masih main-main, wajar tidak?" Semua santri menggeleng. "Nah, jika ada seusia kalian masih main-main ketika sholat artinya ia belum matang karena sebentar lagi kalian baligh.
  
Sholatnya harus tertib karena semua perbuatan sudah  bernilai pahala atau dosa di sisi Allah." 
Salah seorang santri bergidik sambil berkata ," Ihh.."  Saya bertanya,"Kenapa? Takut memasuki akil baligh?" Ia menjawab ,"Takut dosa. Kalau sekarang salah, ga dosa." 

Alhamdulillah, konsep dosa dan pahala sudah mulai para santri pahami. Sebuah konsep penting yang membedakan antara yang sudah  mukallah dan belum. Namun terkadang tidak semua anak yang baligh  siap. Ada yang baru  memahami sebatas perubahan fisik dan kondisi baru yang akan mereka jalani. Perempuan mengalami haidh dan laki-laki mengalami mimpi basah. Padahal rata-rata fase akil baligh manusia lebih panjang dari fase mumayyiz.  Sehingga seorang anak harus disiapkan betul saat memasuki fase tersebut.

Persipan Memasuki Akil Baligh
 Rasulullah sabdakan: 
“Diangkat pena dari tiga (golongan), orang gila yang hilang akalnya hingga sadar, dari orang yang tidur hingga terjaga dan dari anak kecil hingga bermimpi (dewasa).”(HR Abu Dawud)

Memberi nasihat  seorang anak menjelang  baligh bahwa ia harus  senantiasa menjaga perbuatannya, karena setiap amalan seorang mukallaf  sudah mulai dihisab oleh Allah SWT.  Sudah tidak bisa melakukan  sesuka hati karena standar perbuatan bukan  perasaan.  Hal yang boleh dan tidak harus merujuk pada aturan Allah.  

Ancaman neraka sudah  dikenalkan namun mereka harus dimotivasi untuk menyambut masa akil baligh dengan bahagia. Di hadapan Allah, setelah baligh  mendapatkan taklif hukum layaknya manusia dewasa dan yang luar biasanya segala pahala akan ia dapatkan secara sempurna bahkan pahala yang berlipat- lipat. Pahala berbagi ilmu, membantu teman, puasa,   mengajak pada kebaikan, mendapatkan malam lailatul qodar.  Meski  masih muda namun timbangan pahala bisa lebih berat dari yang tua.

Yang membuat khawatir  saat memasuki akil baligh adalah berbuat dosa.  Berbahaya jika anak tidak memahami konsep ini. Tapi tidak ada manusia yang terhindar dari dosa dan Allah adalah Maha Penerima taubat. Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah. 
قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا ۚ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." ( QS. Az Zumar : 53)

Ayat ini memberikan kabar gembira bagi orang-orang beriman. Allah akan selalu menerima taubat hambaNya selama bukan dosa syirik.  Karenanya perlu dijelaslan perbuatan-perbuatan syirik yang dapat membatalkan keimanan. 

Ajak anak menyambut fase barunya dengan sikap syukur dan ikhlas diikuti dengan menyiapkan dirinya mendalami ilmu-ilmu agar  masa balighnya  penuh prestasi di hadapan Allah.  Kenalkan dengan syariat islam dan tekankan bahwa setiap aturan Allah untuk kebaikan manusia. Jangan ada keengganan bahkan kebencian pada hukum Allah. Terutama pada hukum terkait ibadah, pakaian, makanan minuman.  Hukum yang rentan dilanggar di era propaganda  fun food and fashion.  

Hukum terkait ibadah, akhlak, makanan, pakaian, diambil secara tauqifi (seperti apa adanya). Sikap seorang muslim  sami’na wa atho’na, dengar dan dan taat. Haramnya babi bukan karena ada cacing pitanya, wajibnya jilbab bukan karena agar kulit terlindung dari matahari, wajibnya wudhu bukan agar tubuh bersih. Adapun hikmah di balik hukum-hukum tersebut hanya Allah yang Maha Mengetahui.

Di saat anak sudah berusia menjelang akil baligh, persiapkan agar mereka percaya diri menjadi mukallaf. Ada beberapa tips bagi orang tua:

1. Buat pertemuan rutin sepekan atau dua pekan sekali untuk  membangun pemahaman utuh tentang aqidah  dan syariah.  Sehingga  muncul  ketundukkan dan ketaatan pada semua hukum Allah.  Islam itu indah dan tidaklah Allah menurunkan agama Islam untuk menyulitkan manusia.  Yakinkan bahwa hanya islam agama yang benar di sisi Allah.

2. Kisahkan para sahabat  Rosulullah tatkala memasuki usia baligh.  Para sahabat yang di usia muda memiliki kecintaan pada Islam luar biasa.  Masing-masing sahabat berjuang dengan caranya. Dengan islam, siapapun, tanpa melihat fisik, latar belakang, bisa menjadi hero. Bilal seorang budak yang terompahnya sudah terdengar di surga. Mush’ab bin Umair, di usia muda sudah menjadi duta islam. Dengan mengenal kehidupan para sahabat, anak terjaga dari pengidolaan pada anak-anak muda zaman sekarang seperti artis K-pop, para selebritis dengan gaya hidup yang jauh dari islam. 

3. Libatkan anak dalam  komunitas  teman-teman selevelnya yang sholeh sehingga mereka tidak  merasa sendiri memasuki akil baligh. Teman-teman memberikan pengaruh kuat pada usia-usia di atas 10 tahun. Terkadang mereka lebih mendengarkan teman daripada orang tuanya. Karena itu, carilah komunitas misal di mesjid atau kajian untuk remaja secara rutin.

4. Tetap bangun komunikasi dan bersabar mendampingi. Hormon-hormon yang mulai bekerja akan mempengaruhi tidak hanya secara fisik tapi juga mental sehingga orang tua harus siap menerima beberapa perubahan.  Terkadang ada yang jadi pendiam atau membantah. Buka komunikasi yang sehat. Di usia yang mereka belum sepenuhnya dewasa tapi ingin diakui eksistensinya, perlu orang tua berperan sebagai  sahabat untuk mereka.

5. Mulai kenalkan hukum terkait pergaulan karena rentan terjadi pelanggaran  saat syahwat mulai bergejolak.  Batasan aurat wajib dijaga, pandangan ditundukkan, kehormatan diutamakan. 

6. Libarkan dalam proyek-proyek mulai dari skala kecil untuk mengasah kepekaan akan kondisi umat islam. Mereka harus sadar memiliki tanggung jawab tidak hanya pada diri sendiri dan keluarga tapi harus  menjadi agen-agen perubahan di tengah umat.

Semua persiapan tersebut menjadi kewajiban orang tua, jangan sub kontrakkan pada lembaga sekolah. Anak yang memasuki akil baligh bak seperti busur panah yang siap melesat. Sejauh mana dan kemana busur itu melesat dan diarahkan tergantung pada orang tuanya. Karenanya, doa dan ikhtiar orang tua jangan pernah kendor untuk memohon petunjuk pada Allah sebagai satu satunya penjaga dan tempat bergantung. 

Post a Comment

Previous Post Next Post