Pelihara Ayam Atasi Stunting, Solusikah?

Oleh : Syafna Mela Zainia
(Aktivis Dakwah Kampus)

Jakarta, CNN Indonesia- Kepala Staff kepresidenan Moeldoko mengusulkan agar satu keluarga memelihara ayam untuk memenuhi kebutuhan gizi anak. Ia mengatakan pemenuhan gizi anak bisa dilakukan dengan memberi asupan telur dari ayam yang dipelihara tersebut. Menurut moeldoko, gizi yang diberikan sejak usia dini dapat menekan angka stunting alias gagal tumbuh akibat kurang gizi kronis pada seribu hari pertama.

Permasalahan stunting merupakan masalah yang diupayakan sama pemerintah agar jumlahnya menurun, dengan memberikan berbagai solusi, pada tahun 2018 lalu pemerintahan menurunkan dana sebesar 49, 767,23 miliar dalam rangka untuk memperbaiki gizi masyarakat, selanjutnya kebijakan nasional juga telah mengeluarkan perpres nomor 42 tahun 2013 tentang gerakan Nasional percepatan perbaikan yang diberikan gizi yang focus pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK), yang banyak dialami anak-anak usia 2 tahun. Baru-baru ini kepala staff kepresidenan memberikan solusi untuk mengatasi stunting dengan menyerukan gerakan memelihara satu ayam tiap rumah agar anak didalam rumah tersebut dapat mengosumsi telur dalam rangka pemenuhan gizi. 

Akar dari permasalahan stunting ini tidak lain dari problematika kemiskinan yang kian hari makin meningkat. Pemenuhan gizi dalam setiap rumah sangat minim disebabkan ketidakmampuan dalam membeli kebutuhan-kebutuhan pokok yang bergizi. Sehingga banyak anak-anak indonesia yang terpapar Stunting. Selain itu solusi yang diberikan pemerintah tak mampu membantu penurunan stunting ini, karena pemerintah hanya mengatasinya dengan cara menyuarakan dengan kata lain menyuruh rakyat berfikir sendiri dalam menyelesaikan masalah adapun menurunkan dana tetapi tidak mencukupi untuk menurunkan angka peningkatan stunting. 

Seperti inilah kapitalis mendidik para penguasa agar selalu abai dalam mengurus rakyatnya, memaksa rakyat agar mandiri tidak kebergantungan dengan pemerintah. ekonomi dibuat morak marit, sehingga ibu rumah tanggapun terpaksa keluar rumah untuk mencari kebutuhan yang belum terpenuhi, segala cara dilakukan mulai jadi sopir sampai jadi tukang bangunan, bekerja dari pagi sampai malam, kehidupan dirumahpun terlalaikan, banyak anak yang mengalami penyimpangan karena kurangnya didikan dari dalam rumah. 

Sampai kepermasalahan stunting juga disebabkan oleh ekonomi yang sulit tadi. Contohnya ada anak yang baru lahir sudah terkena gizi buruk, ini disebabkan bayi ketika didalam kandungan tidak mendapatkan gizi yang baik, setelah lahirpun sang bayi terhambat dalam mendapatkan ASI, karena sang ibu turun kedalam dunia pekerjaan sehingga pemenuhan ASI  tertinggalkan. Miris sekali kehidupan pada sistem kapitalis sekarang karena yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin dipersulit termasuk dalam persoalan gizipun mereka harus pelihara ayam agar mendapatkan telur yang bisa dikonsumsi. Dalam pemeliharaan ayam, rakyat  juga diberatkan dengan harus membuat kandangnya, membelikan makannya. 

Hal ini bukan untuk meringankan tapi malah menambah beban rakyat. Pemerintah seharusnya memberantas penyebab stunting  yaitu kemiskinan yang terjadi dimana-mana, pemerintah harus langsung ikut andil dalam mengurusi rakyat bukan memberikan statemen lalu pergi tanpa menoleh kembali. Stunting akan selalu menjadi permasalahan dalam negeri Indonesia jika solusinya hanya sebatas statement dan pengeluaran dana yang diberikan tidak sebanding dengan angka stunting(minim). 

Dalam mengurus rakyat ataupun mengatasi stunting hanya Islamlah yang mampu menyelesaikannya. Seperti pada zaman khalifah Umar Bin Khatab yang mana dia tidak tidur pada waktu malam karena berkeliling kerumah-rumah penduduk untuk memastikan apakah rakyatnya tidak kelaparan, ketika ia menemukan sebuah rumah yang mana didalam keluarga tersebut anaknya menangis merintih karena kelaparan, dan pada waktu itu juga umar berlari menuju baitul mal untuk mengambil gandum. 

Dan umar sendiri yang mengantarkannya untuk keluarga tersebut tanpa dibantu oleh wakil-wakilnya. Setelah sampai ditempat keluarga tersebut umar langsung memasakkannya. kejadian pada masa umar ini dapat kita lihat bahwa pemimpin sangat peduli dengan hidup rakyatnya karena kekuasaan yang ia miliki akan dipertanggung jawabkan diakhirat didepan Allah. Jadi rasa takut terhadap Allah lah membuat mereka lebih gencar dalam meri”ayah. Dan ini hanya bisa kita temukan dalam islam, dalam pemerintahan yang menerapkan peraturan islam. Yakni KHILAFAH.

Post a Comment

Previous Post Next Post