Sistem Pendidikan Sekuler Vs Pendidikan Islam yang Populer


Oleh : Nurhasanah 
Praktisi Pendidikan dan Member Akademi Menulis Kreatif

Beban guru di era digital kini menjadi double job. Selain guru dituntut untuk selalu up to date, guru juga harus melakukan pengadministrasian manual. Belum lagi urusan siswa yang notabenenya harus terbimbing dengan baik .
Akan tetapi, dari segi karakter saja siswa saat ini memprihatinkan. Siswa yang tak lagi manut terhadap guru, tidak ada etika salam ketika bertemu, tidak lagi menunduk malu dan takut ketika ditegur. Itulah mereka yang lahir dari sistem pendidikan  zaman ini. Peristiwa penusukan yang  terjadi di Manado beberapa waktu lalu menggambarkan hasil dari sistem pendidikan sekuler saat ini .

Alexander Warupangkey (54), guru SMK Ichtus, Manado, Sulut, ternyata lebih dulu dikeroyok sebelum ditikam hingga tewas oleh muridnya. Pelaku pengeroyokan sudah ditangkap polisi.
"Dari hasil pemeriksaan 6 saksi yang saat kejadian ada di TKP (tempat kejadian perkara) kepolisian akhirnya menetapkan satu tersangka baru, yakni OU (17), yang ikut mengeroyok korban ketika pelaku FL melakukan aksi penikaman," ujar Kapolresta Manado Kombes, Benny Bawensel, saat dimintai konfirmasi, Sabtu (26/10/2019).

Siswa melakukan kekerasan terhadap guru adalah kasus berulang dalam sistem pendidikan sekuler. Sistem saat ini bukan menjadikan generasi yang mempunyai attitude. Namun, hanya menciptakan generasi yang fokus terjun mencari kehidupan dunia serta materi tanpa mengutamakan moral generasi bangsa.

Pemerintah makin nampak nyata maksud dari pendidikan karakter yang dijalankan, yakni output pendidikan berupa manusia sekuler liberal, tanpa iman,  SDM siap kerja dan  buruh bagi industri kapitalis. Yang tentu semenjak berjalannya sistem kapitalis, anak-anak generasi bangsa ini diarahkan kepada masa depan sebagai pekerja saja. Tanpa menjadikan generasi yang memiliki attitude baik dengan kemampuannya untuk menciptakan inovasi-inovasi baru, memperbaiki tatanan negara, menjadikan SDM yang kuat dalam memajukan perekonomian yang mapan bukan justru menjadi buruh-buruh perusahaan para kapitalis.

Pola hidup sosial masyarakat yang begitu religius kini telah bergeser menjadi masyarakat individual materialistis, yang tentunya memisahkan kehidupan sehari-hari dengan aturan agama (sekuler). Menuntun generasi yang berambisi terhadap berbagai kekuasaan yang mendatangkan materi serta mengejar karir lebih tinggi. Nilai output yang dihasilkan dari sistem pendidikan sekuler saat ini tidak lain hanya menciptakan generasi materialistik. Sehingga menjadikan generasi bangsa ini selalu berfikir pragmatis.

Bagaimana sistem pendidikan pada masa khilafah?

Output yang dihasilkan  pendidikan dalam naungan khilafah sangat berbeda. Sistem pendidikan yang mampu membentuk manusia memiliki kepribadian Islam (syakhsiyyah islamiyyah) yang mana pola fikir serta pola sikap berdasarkan aqidah Islam.

Sistem pendidikan Islam mampu menjadikan manusia bertaqwa sehingga mampu mencetak seorang ulama, orang-orang dengan intelektualitas tinggi dan menjadi ahli dalam berbagai bidang. Sehingga mereka dapat memberikan kontribusi terhadap perkembangan negara. Berkembangnya berbagai ilmu pengetahuan tidak lain untuk menggiring manusia meyakini sekaligus menghayati hakikat setiap ciptaan Allah Swt. Sehingga, manusia memiliki kejelasan tujuan hidup di dunia, menggiring manusia untuk senantiasa berpikir serta menggunakan potensi-potensi yang telah Allah berikan.

Allah menjelaskan bahwa pendidikan utama adalah menanamkan aqidah yang kuat.

Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran, 

Artinya: ”Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(Qs.Luqman:13)

Output yang dihasilkan dari sistem pendidikan Islam jelas, untuk membentuk generasi yang beriman dan bertaqwa. Menjadikan aqidah Islam sebagai pondasi dalam menuntut ilmu. Dengan demikian, akan lahir murid-murid dengan kepribadian matang, tunduk, dan patuh kepada Allah Swt. Dengan sistem Islam  yang jelas. 

Sehingga, mereka mampu memecahkan problematika hidup dengan berpikir cemerlang. Sebab, apabila ideologi Islam diterapkan secara menyeluruh dalam berbagai aspek, tak terkecuali aspek pendidikan, maka bisa dijamin mampu melahirkan generasi-generasi penerus Muhammad Al-Fatih.

Tidak ada lagi pelanggaran adab murid terhadap guru ataupun sebaliknya. Baik guru maupun siswa akan merasakan keberkahan dan kesejahteraan jika sistem pendidikan Islam diterpakan dalam naungan khilafah. 

Wallahu a'lamu bi ash shawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post