Dari Awal Israel Telah Kalah dan Hina

Oleh: Erni Yuwana 
(Aktivis Muslimah)

"You don't need to be Muslim to stand for Gaza. You just need to be HUMAN."

Kalimat tersebut merupakan kalimat pembelaan yang digunakan masyarakat barat (Eropa dan Amerika) yang notabene non Islam untuk membela Gaza, Palestina. Benar, tidak harus menjadi seorang Muslim untuk memahami dan merasakan penderitaan Gaza di bawah penjajahan biadab Israel, cukup menjadi seorang manusia. Ya, cukup menjadi manusia yang tidak mati akal dan hatinya saja. 

Kalimat pembelaan tersebut juga dibuktikan oleh mahasiswa Universitas Harvard pada tanggal 15 November 2019. Kuliah umum yang mendatangkan pembicara dari Duta Besar Israel untuk Amerika Serikat (AS), Dani Dayan mendadak ditinggalkan. Dayan diundang oleh Harvard untuk menjelaskan Strategi Hukum Pendudukan Israel. Namun, ketika ia baru saja naik ke panggung dan duduk di situ, para mahasiswa seketika bangkit berdiri dan meninggalkan ruangan. Sebelum meninggalkan ruangan, terlihat para mahasiswa menunjukkan papan bertuliskan "Pendudukan merupakan kejahatan perang".

Kebiadaban-kebiadaban Israel telah terpampang jelas. Begitu memuakkan. Pembunuhan masal terus dilakukan terhadap kaum muslimin Gaza, Palestina. Ratusan lebih anak-anak menjadi korban. Disusul kaum wanita dan kalangan orang tua serta para pejuangnya yang meregang nyawa. Mereka sangat menikmati pembunuhan terhadap anak-anak kaum muslimin. Kebencian dan permusuhan mereka terhadap kaum muslimin tidak bisa ditutup-tutupi. 

Sejak 1948, Israel merampas tanah Palestina. Sudah tujuh puluh tahun lebih, Israel menjajah Palestina. Dan sejak 2006 sampai sekarang mereka memblokade Gaza. Sehingga sekitar 1,5 juta jiwa muslim terkurung rapat dari dunia luar. Namun, dunia bungkam. PBB dan HAM tidak berkutik, seolah mengamini segala kebiadaban dan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh Israel. 

Para pemimpin negara muslim pun hanya berlomba untuk mengecam dan mengutuk sikap Israel. Namun, kecaman dan kutukan tidak berpengaruh apa-apa terhadap nasib Palestina. Hal tersebut hanya retorika-retorika kosong. Penguasa negeri-negeri muslim tidak melakukan tindakan lebih, padahal kekuatan politik dan militer ada dalam genggaman tangan mereka. Mereka seharusnya bisa menghancurkan penjajahan Israel dengan kekuatan militer mereka, tapi hal tersebut tidak pernah mereka lakukan.

Sejatinya Islam mengajarkan untuk saling tolong-menolong kepada sesama saudara muslim yang lain, apalagi terkait jiwa dan nyawa. Rasulullah Saw bersabda, “Perumpamaan orang-orang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi dan saling berempati bagaikan satu tubuh. Jika salah satu anggotanya merasakan sakit, maka seluruh tubuh turut merasakannya dengan berjaga dan merasakan demam” (H.R Bukhari dan Muslim).

Demikianlah seharusnya sikap seorang pemimpin. Mereka memposisikan dirinya sebagai satu tubuh. Mereka adalah pelindung umat muslim. Mereka seharusnya bergelar perisai umat Islam. Namun sejak Islam tidak diterapkan sebagai peraturan hidup, darah umat islam begitu mudah ditumpahkan, kehormatannya dilecehkan, kekayaan mereka dijarah dan negeri mereka dijajah. Mengapa penguasa dan pemimpin kaum muslimin membiarkan darah Palestina tertumpah? Padahal Israel adalah kaum pengecut, hina dan pasti akan kalah. Kenapa penguasa dan pemimpin kaum muslim gentar menghadapinya? Kenapa merasa lemah tak berdaya? Apakah dunia telah merengkuh semua hatinya sehingga mati rasa?  Dimanakah pemimpin kaum muslim sejati yang melihat akhirat dan darah kaum muslimin lebih berharga dari dunia seisinya?

Padahal Allah berjanji bahwa Israel dari awal akan kalah. “Di dalam Taurat Kami telah tetapkan kepada Bani Israil: “Sesungguhnya kalian akan berbuat dosa, permusuhan dan kezhaliman di Baitul Maqdis dua kali. Sungguh kalian akan berbuat durhaka yang sangat berat kepada Allah. Ketika datang hukuman yang pertama yaitu penindasan raja Jalut atas Bani Israil, lalu Kami jadikan Thalut dan Dawud, dua hamba Kami yang memiliki kekuatan hebat sebagai pemimpin kalian. Lalu tentara Jalut memasuki lorong-lorong negeri Bani Israil sambil melakukan kerusakan. Kejadian itu adalah ketetapan Allah yang pasti berlaku.” (Qs. Al-Israa’ [17]:4-5)

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُونَ

"Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israel dengan lisan Daud dan Isa putra Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas." (QS. Al-Maidah: 78)

Tanda-tanda kehancuran Israel juga diprediksi oleh mereka sendiri. Adalah Henry Kissinger, mantan menteri luar negeri AS, yang menyebut dalam waktu sepuluh tahun ke depan, sejak 2012, di dunia tak akan ada lagi negara bernama Israel. Pernyataan Kissinger ini menarik, karena ia adalah seorang warga AS keturunan Yahudi. Dan selama menjabat sebagai menlu di era Presiden Richard Nixon dan Presiden Gerald Ford, sosok Kissinger dikenal sangat dekat dengan Israel dan lobi-lobi Israel di Amerika. Pernyataan Henry Kissinger ditulis Sandy Adam di The New York Post, bahwa: “Dalam 10 tahun, tidak akan ada lagi Israel. Di tahun 2022, Israel tidak akan ada lagi di muka bumi ini." Selain itu, militer Israel stress dan depresi menghadapi Palestina yang tidak kunjung kalah. Sebanyak 4500 prajurit Israel mengalami Gangguan Jiwa.

Israel, umat terhina yang harus dihinakan. Ujung dari sejarah mereka adalah kehinaan dan kekalahan. Karena itulah, pejuang Islam tidak pantas lemah dan gentar menghadapi keangkuhan Israel Yahudi terlaknat. Sehebat-hebat senjata pembunuh mereka, ujung dari mereka adalah kekalahan dan kehinaan.

Rasulullah Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلُهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ مِنْ وَرَاءِ الْحَجَرِ وَالشَّجَرِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُودِ

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga kaum muslimin memerangi bangsa Yahudi, hingga kaum muslimin membunuhi Yahudi. Sampai-sampai orang Yahudi berlindung di balik batu dan pohon, lalu batu dan pohon tadi akan berbicara; 'Wahai orang Islam, hai hamba Allah! di belakangku ada orang-orang Yahudi, kemarilah, bunuhlah dia,' kecuali pohon Gharqad, sebab ia itu sungguh pohonnya Yahudi.” (HR. Ahmad)

Israel Yahudi, umat terhina yang harus dihinakan. Ujung dari sejarah mereka adalah kekalahan dan kehinaan. Karena itulah, penguasa dan pemimpin Islam seharusnya mudah menghancurkan mereka dengan kekuatan militernya. Kaum muslim wajib bersatu untuk mendobrak dan mengetuk hati penguasa dan pemimpin-pemimpin kaum muslim, untuk mengembalikan posisinya sebagai pelindung, penjaga dan perisai umat. 

Wallahu a’lam bisshowab.

Post a Comment

Previous Post Next Post