Dauroh Tahfidz KU (Part 1)

Oleh : Sumiati 
Praktisi Pendidikan 

Sabtu 12 Oktober 2019, STPKU Tingkat Dasar Rancaekek Bandung menggelar Dauroh Tahfidz di RM Sukahati Cipacing Rancaekek Bandung. Sekolah tahfidz KU yang menjadikan unggulannya adalah tahfidz Quran. 

Gelaran acara ini mengundang Founder  metode TES (Metode Tilawah Evaluasi) Bang Jemmi (Jemmi Gumilar, ST). Tujuan utama kami mengenalkan metode ini tidak lain dalam berupaya menggali potensi anak didik kami. Besar harapan kami sangat berdampak positif untuk mereka. 

Acara yang dihadiri oleh orang tua santri, santri dan dari umum semoga bisa membantu untuk mencapai tujuan. Pesan yang sangat menggugah dari Bang Jemmi adalah menghafal Alquran bukan hanya menghafal, bangga dengan hafalan yang banyak, untuk di lombakan atau untuk sekedar kebanggaan, tentu bukan demikian tujuannya. Lebih dari itu adalah pengamalan dari setiap ayat Alquran. 

Dalam hal menghafal Alquran masalah utamanya bukan sulit dan tidak ada waktu, namun apakah ada kemauan atau tidaknya. Jika ada kemauan pasti Allah mudahkan. Semoga dengan adanya acara ini sinergi orang tua dan sekolah semakin erat sehingga baik anak maupun orang tua berlomba dalam ketaatan kepada Allah taala.

Berharap Allah menggolongkan kita kepada ahlul Quran. 
Allah memulyakan mereka baik di dunia apalagi di akhirat, diantaranya:

1. Allah akan memberikan kepada hafiz di akhirat; mahkota kehormatan.

Sesuai dengan yang terdapat di dalam sebuah hadits, dari Abu Hurairah ra, ia berkata, “Baginda bersabda, orang yang hafal Alquran kelak akan datang dan Alquran akan berkata:

“Wahai Tuhan, pakaikanlah dia dengan pakaian yang baik lagi baru.”Maka orang tersebut diberi mahkota kehormatan.

Alquran berkata lagi: “Wahai Tuhan tambahkanlah pakaiannya.” Kemudian orang itu diberi pakaian kehormatannya. Alquran berkata lagi: “Wahai Tuhan, ridhailah dia.” Maka kepadanya dikatakan, “Baca dan naiklah.” Dan untuk setiap ayat, ia diberi tambahan satu kebajikan.” (HR. At Tirmidzi).

2. Akan dikumpulkan bersama malaikat yang mulia lagi taat. 

“Dan perumpamaan orang yang membaca Alquran sedangkan ia hafal ayat-ayatNya bersama para malaikat yang mulia dan taat.” (Muttafaqun ‘alaih).

3. Para hafiz pun akan ditinggikan derajatnya saat berada di surga.

Sesuai dengan sebuah hadits yang bunyinya, dari Abdillah bin Amri bin ‘Ash dari nabi Saw. Beliau bersabda, “Akan dikatakan kepada shahib quran, “Bacalah dan naiklah serta tartilkan sebagaimana engkau mentartilkan Alquran  di dunia sesungguhnya kedudukanmu di akhir ayat yang kau baca.” (HR Abu Daud dan At-Tirmidzi).

4. Para hafiz Alquran akan mendapatkan pertolongan (syafaat) hadits-nya, dari Abi Umamah ra, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah saw berkata, “Bacalah Alquran, sesungguhnya ia akan menjadi pemberi syafaat pada hari kiamat bagi para pembacanya (penghafal).” (HR. Muslim).

Anak yang mendapat syafaat, bisa membela atau menolong terutama kepada kedua orangtuanya di kemudian hari.

Hadis lain, dikatakan, anak penghafal Alquran bisa membela 70 anggota keluarganya di akhirat kelak.

Makna Syafaat menurut istilah, adalah penengah (perantara) bagi yang lain dengan mendatangkan suatu kemanfaatan atau menolak mudharat bagi orang lain.  

5. Bukan hanya bagi para hafiz itu sendiri, orangtua para penghafal alquran pun akan mendapatkan pertolongan.

Dalam hadits disebutkan, dari Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah saw. bersabda “Siapa yang membaca Alquran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini? Dijawab “Karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Alquran”. (HR. Al Hakim).

6. Menghafal Alquran berfaedah bagi setiap penghafal dalam urusan perniagaan mereka.

Dalam Alquran dijelaskan, “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (QS Faathir : 29-30).

Derajat Hafiz Quran 

Para hafiz disejajarkan dengan para nabi (sederajat), hanya saja para hafiz ini tidak mendapatkan atau dititipkan wahyu. Rasulullah saw., bersabda:

“Barangsiapa yang membaca (menghafal) Alquran, maka sungguh dirinya telah menyamai derajat kenabian hanya saja tidak ada wahyu baginya (penghafal). Tidak pantas bagi penghafal Alquran bersama siapa saja yang ia dapati dan tidak melakukan kebodohan terhadap orang yang melakukan kebodohan (selektif dalam bergaul) sementara dalam dirnya terdapat firman Allah.” (HR. Hakim).

Pada zaman Rasulullah Saw, tak jarang para hafiz diutamakan kedudukannya oleh Beliau, salah satunya dalam memimpin delegasi.

Mekanismenya, Rasulullah saw akan menguji dan bertanya seputar hafalan, selanjutnya Rasulullah akan memilih para calon pegawai dengan berdasarkan pada yang paling banyak hafalannya.

“Sesungguhnya Allah itu mempunyai keluarga yang terdiri daripada manusia..." Kemudian Anas berkata lagi, “Siapakah mereka itu wahai Rasulullah?” Baginda manjawab, “yaitu ahli Alquran  (orang yang membaca atau menghafal Alquran  dan mengamalkannya). Mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang yang istimewa bagi Allah.” (HR. Ahmad).

Sebab menghafal Alquran merupakan tanda orang yang diberi anugerah berupa ilmu. Sesuai dengan firman serta Janji Allah Swt. Bagi Para Hafiz - seperti yang termaktub dalam surat Al-Ankabut ayat 49.

“Sesungguhnya, Alquran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dzalim.” (QS Al-Ankabut : 49).

Menjadi penghafal quran tentunya sangat bermanfaat, orang lain akan menghormati kepada penghadal Alquran. Karena dengan menghormati para penghafal alquran, orang tersebut berarti telah mengagungkan Allah Swt.

Hal ini sesuai dengan yang terdapat di dalam hadits. Rasulullah bersabda “Di antara perbuatan mengagungkan Allah adalah menghormati orang Islam yang sudah tua, menghormati orang yang menghafal quran yang tidak berlebih-lebihan dalam mengamalkan isinya dan tidak membiarkan Alquran tidak diamalkan serta menghormati kepada penguasa yang adil.” (HR. Abu Daud).

Hari pertama Dauroh Tahfiz peserta sangat antusias. Target menghadirkan 100 peserta alhamdulillah peserta yang hadir hingga 155 peserta.
Barakallaah.
Wallaahu a'lam bish shawab

Post a Comment

Previous Post Next Post