Urgensi Wawasan Geopolitik Bagi Para Muslimah Untuk Melahirkan Generasi Penakluk


Oleh: Mahganipatra
 Member Akademi Menulis Kreatif

"Sesungguhnya setiap daerah Allah dan bumi Allah adalah kampung halaman kita. Wahai manusia kemanakah kalian akan pergi. Sesungguhnya lautan di belakang kalian, dan musuh ada di depan kalian. Dan tidak ada yang tersisa pada kalian, Demi Allah, kecuali kebenaran dan kesabaran." (Thariq bin Ziyad)

Kutipan pidato panglima besar kaum muslim Thariq bin Ziyad saat beliau dan pasukannya menginjakkan kaki di wilayah Andalusia. Demi membangkitkan semangat pasukan, sang panglima membakar seluruh kapal yang menjadikan momen ini sebagai indikasi bahwa wawasan geopolitik merupakan wawasan yang harus dimiliki oleh setiap muslimah.

Kebutuhan muslimah untuk memahami sekaligus memiliki wawasan geopolitik dalam rangka melahirkan generasi yang mulia menjadi sesuatu hal yang sangat penting dan mendesak.
Kerusakan budaya dan paham-paham liberalisme yang telah di eksport Barat ke negeri-negeri muslim telah melahirkan kerusakan dan malapetaka. Bukan hanya ke dalam bentuk pemikiran generasinya namun juga melibatkan wilayah dan seluruh partikel pendukung di dalamnya.

Salah satu contohnya adalah ambisi negara Adi daya Amerika dan China untuk menguasai tatanan kehidupan dunia. Mereka mengirimkan ideologi mereka melalui infiltrasi budaya melalui paham liberalisme dan imprealisme gaya baru atas nama investasi ke wilayah-wilayah kaum muslim telah menghancurkan tatanan kehidupan. Indonesia termasuk ke dalam wilayah yang menjadi target invasi budaya dan politik dalam ambisi mereka.
Campur  tangan para kapitalis pemilik modal yang berselingkuh dengan para pejabat negara untuk memperoleh kekuasaan melahirkan  berbagai kebijakan yang zalim dan menyengsarakan rakyat. 

Salah satu wilayah Indonesia yang menjadi target kapitalisasi adalah Bekasi. Bekasi merupakan salah satu primadona di wilayah Indonesia dengan berbagai mega proyek seperti  Bekasi Smart City dan Meikarta. Proyek ini menjadi bagian dari misi penjajahan China atas nama investasi. Penguasaan China yang  semakin masif terhadap lahan-lahan strategis di Bekasi yang berimbas kepada kerusakan-kerusakan sistem kehidupan  sebagai efek domino dari pembangunan infrastruktur dan industrialisasi adalah perubahan budaya dan kultur sosial di tengah masyarakat. 

Dilansir oleh SindoNews.com (27/8/2019), Penyakit IMS (infeksi menular seksual) menjadi momok yang sangat menakutkan di Kota Bekasi karena penderitanya terus meningkat terutama remaja. Hingga Agustus ini tercatat sebanyak 696 kasus dengan penyebab perilaku seks bebas dan gonta-ganti pasangan.

”Penderitanya semakin tinggi, walaupun angkanya masih jauh dari tahun sebelumnya, penyakit ini perlu di waspadai oleh warga Bekasi, karena bisa menular lewat perilaku seks bebas,” ujar Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezy Syukrawati, Selasa (27/8/2019).

Hal ini harus disadari dan diwaspadai oleh masyarakat Bekasi.  Faktor kemajemukan masyarakat akibat dari urbanisasi dan masuknya kebudayaan Barat ke tengah-tengah masyarakat Bekasi memengaruhi perilaku dan gaya hidup hedonisme dan permisif terutama para remajanya. Sehingga, mereka dengan bebas melakukan tindakan apapun, termasuk maraknya seks bebas, prostitusi, dan Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender (LGBT) atau penyuka sesama jenis.

Inilah urgensinya para muslimah memahami peranan mereka di tengah-tengah masyarakat.
Memahami ruang atau tempat mereka tinggal dengan persoalan-persoalan  multi dimensi yang menyerang keamanan dan ketahanan keluarga mereka dari berbagai serangan yang membahayakan akibat dari sekularisasi berbagai bidang.

Menyebarnya epidemi IMS di tengah-tengah mereka hanya sebagian kecil persoalan yang muncul ke permukaan, tetapi bahaya terbesar yang lain hanya tinggal menunggu waktu.
Para muslimah harus memiliki bekal untuk menjaga dan melindungi generasi mereka. Salah satu caranya adalah memahami geopolitik.

Peranan Muslimah  Dalam Memahami Geopolitik

Geopolitik adalah bahasa yang sudah di ajarkan oleh Alquran. Geo artinya bumi tempat manusia hidup, berkembang, berkarya dan melakukan berbagai aktivitas yang merupakan misi penciptaannya oleh Allah Swt. Sementara politik menurut Islam adalah mengurus seluruh kepentingan umat di dalam dan luar negeri berdasarkan aturan-aturan Islam.
Di dalam surat al-Baqarah ayat 30 Allah Swt berfirman:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً ۖ

"Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi".
(QS. Al-Baqarah: 30)

Bagi para muslimah mempelajari dan memahami geopolitik merupakan salah satu cara agar mampu ikut berperan menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi saat ini.
Dengan tugas dan perannya sebagai ibu generasi mampu memberikan pemahaman kepada generasi untuk mewujudkan janji  Allah Swt menjadikan kaum muslim sebagai umat terbaik di kalangan manusia dengan  kemuliaan  sebagai wahdatul ummah, maka wajib bagi kita umat islam kembali kepada aturan Islam.
Mendidik generasi kita dengan kemuliaan karena kita bukan hanya ibu untuk anak-anak yang kita lahirkan. Sejatinya "para muslimah" adalah ibu generasi yang memiliki kewajiban menjadi pemutus generasi yang memiliki mental budak yang terbiasa hidup direndahkan.

Pemahaman terhadap geopolitik bagi kaum muslim terutama perempuan bukan untuk mewujudkan cinta kekuasaan. Dorongan  para perempuan untuk eksis berperan di ranah publik.
Memiliki wawasan geopolitik tidak semata untuk memuaskan dahaga intelektualitas demi kepentingan meraih titel dan jabatan namun untuk melaksanakan tugas menjadi ibu generasi yang mampu mendidik putra dan putri kaum muslimin menyelesaikan cita-cita luhur mereka yang diwariskan turun temurun oleh nenek moyang mereka yakni umat Muhammad Saw yang telah digariskan sebagai pemimpin dunia.

Dalam sabda beliau "Allah memperlihatkan kepadaku seluruh penjuru bumi ini. Aku melihat bagian Timur dan Baratnya, dan aku melihat umatku akan menguasai apa yang telah Dia tunjukkan kepadaku." (HR. Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Tirmidz).

Maka menjadi tugas penting bagi para muslimah untuk menjadi ibu generasi yang memiliki kewajiban dalam mendidik generasi khoiru ummah. Mendidik dengan penuh kemuliaan sehingga memiliki mental-mental para pejuang. Karena sesungguhnya leluhur umat islam adalah para pejuang tangguh.

Tugas ibu adalah membimbing dan mengarahkan generasi dengan pemahaman yang benar. Karena saat ini banyak umat yang tidak tahu dan bahkan tidak peduli tentang kondisi wilayah mereka serta kewajiban-kewajiban yang dibebankan Allah Swt kepada mereka yaitu kewajiban amal ma'ruf nahi mungkar dalam bentuk dakwah mengajak kepada penerapan sistem Islam secara kaffah. 

Jadilah ibu generasi  yaitu ibu yang senantiasa mempelajari tsaqofah islam, memperkaya khazanah keilmuan tentang peradaban islam agar mampu bergerak di tengah-tengah umat sebagai bagian nyata dari kewajiban amal fardiyah sekaligus mampu memenuhi kewajiban amal jama'i  yang telah Allah perintahkan dalam Alquran.

وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ ۚ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

"Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar merekalah orang-orang yang beruntung."
(QS. Ali 'Imran: 104)

Wallahu a'lam bishshawab

Post a Comment

Previous Post Next Post