Potensi Wisata Lubuk Hitam Padang, Pacu Adrenalin

PADANG - Daerah Sumatera Barat kaya dengan potensi wisata pantai yang menawan tetapi juga memiliki pesona lebatnya hutan  tropis Pegunungan Bukit Barisan. Kota Padang  memiliki objek wisata yang masih alami dan belum banyak tersentuh infra struktur pendukung  potensi wisata modern, Air Terjun Lubuk Hitam Tiga Tingkat di Kecamatan Bungus Teluk Kabung.

Tempat wisata alam ini terletak di Kelurahan Teluk Kabung Utara, sekitar 25 kilometer arah selatan Kota Padang. Waktu tempuh menuju kelurahan ini sekitar satu jam perjalanan darat dengan sepeda motor atau mobil. Sepanjang perjalanan, kita akan melewati jalur berkelok dengan pemandangan perbukitan di sisi kiri dan lanskap laut lepas di sisi kanan.

Pintu masuk ke kawasan ini berupa jalan kecil di sebelah kiri Jalan Raya Padang-Painan, tidak jauh dari Kantor Kepolisian Sektor Bungus Teluk Kabung. Tidak ada pintu gerbang khusus atau papan petunjuk sehingga pengunjung harus benar-benar jeli melihat agar tidak terlewat.

Begitu masuk, kita akan menemukan jalan beton dengan lebar sekitar 2 meter yang di sisi kiri dan kanannya terhampar sawah milik warga. Di depan, terbentang bukit hijau seolah menyambut siapa pun yang datang dan disela perbukitan terlihat air terjun.

Setelah melewati jalan di perkampungan, kita akan memasuki hutan hujan tropis. Hembusan semilir angin yang sejuk dan bersih, khas pegunungan langsung terasa.

Setelah memarkir kendaraan, kita masih harus berjalan kaki melewati jalur mendaki dan menurun terlebih dulu. Jalurnya tidak lagi jalan beton, tetapi jalan tanah setapak yang dibuat warga untuk mengakses air terjun.

Rasa lelah saat menyusuri jalan setapak akan terhibur oleh suguhan alam yang tersaji di sepanjang perjalanan. Terdengar gemercik air sungai sepanjang jalur, kicauan burung yang bertengger di dahan pepohonan, dan riuh suara berbagai jenis serangga hutan, sampai akhirnya bertemu dengan air terjun.

Air Terjun Lubuk Hitam, penduduk setempat juga menyebut Air Terjun Tiga Tingkat karena begitulah kondisinya. Untuk mencapai air terjun pertama dan kedua relatif mudah karena tidak begitu menanjak.
Air terjun dengan ketinggian masing-masing 2 meter dan 10 meter itu bisa dicapai setelah berjalan kaki melewati kebun warga sekitar 10 menit dari pintu masuk.

Kita bisa berhenti di posisi air terjun kedua guna melepas lelah sebelum melanjutkan perjalanan ke air terjun ketiga. Bisa sekadar mencuci muka atau mandi. Tidak sedikit para pengunjung yang menyantap bekal mereka karena mulai merasakan lapar karena perjalanan menanjak tersebut.

Meski jarak air terjun ketiga dari air terjun kedua hanya 400 meter namun waktu tempuhnya 30-40 menit. Jalurnya lebih menantang karena harus menaklukkan tanjakan dan turunan dengan kemiringan hampir 45 derajat. Sejak SMA saya sering ke sana dan harus melewati tanjakan menuju air terjun ketiga yang cukup menguras tenaga dan membutuhkan konsentrasi.

Pijakan kaki harus benar-benar tepat agar tidak terjatuh karena sebagian jalurnya basah dan licin. Kita harus mengumpulkan energi sembari meneguk air minum karena cukup menguras tenaga. Setelah mendaki, kita harus menuruni tebing sebelum mencapai air terjun ketiga. Berbeda dengan saat mendaki, jalur menurun bisa dibilang tidak jelas.

Patokan kita hanya dengan melihat posisi air terjun dari atas lalu mencari jalur terbaik ke sana. Selama menuruni tebing, batang pohon atau akar yang mencuat menjadi satu-satunya pegangan agar tidak terjatuh. Sepanjang jalur terjal itu kita akan bertemu dengan binatang pacet namun bisa terbang. Sebaiknya olesi minyak kelapa campur minyak angin di kulit agar dihinggapi binatang ini.

Rasa lelah dan ketegangan perjalanan itu terbayar ketika kita sampai di air terjun ketiga. Air terjun setinggi sekitar 20 meter itu begitu cantik. Airnya bening dan segar jatuh dari atas ketinggian dan menciptakan suara khas. Jika beruntung, sesekali bias pelangi akan muncul saat percikan air bertemu sinar matahari.

Jika menoleh ke arah barat dari ketinggian itu, kita bisa melihat Pelabuhan Bungus dan laut lepas Samudera Indonesia berwarna biru tua karena kedalamannya.

Jika ingin turun dari air terjun tingkat tiga tersebut, jangan menunggu waktu sampai senja. Biasanya hujan sering turun menjelang senja karena khas suasana pegunungan seperti itu. Sehabis sholat  ashar kita harus segera turun. Jika datang hujan maka air bah dari sumber air di atas air terjun membuat kita kesulitan menuruni tebing-tebing curam tersebut, bahkan bisa membuat kita terkurung.

Jalur pulang terasa lebih ringan karena jalan setapak yang dilalui disepanjang air terjun tiga tingkat menurun. Namun kita harus tetap berpegangan pada tanaman dan akar yang tumbuh disepanjang jalan mengikuti jalur tadi hingga kembali ke lokasi parkir kendaraan.

Tips sebelum mengunjungi lokasi wisata, sebaiknya kita minta informasi lengkap dari masyarakat setempat. Bagaimana situasi dan kondisi tempat wisata tersebut, termasuk perubahan cuaca yang tiba-tiba. Termasuk persiapan air mineral yang cukup agar tidak dehidrasi karena mendaki. Disamping itu juga dibawa minyak angin mengobati kulit yang digigit serangga atau pacet terbang.

Post a Comment

Previous Post Next Post