Ijtima' Ulama IV; Khilafah Kewajiban, Masihkah Mahasiswa Bungkam?



Oleh: Zahra Aulia
Aktivis dan Penulis Bela Islam (AMK)

Khilafah kembali menjadi bahan perbincangan baik di media online maupun offline. Orang yang paham khilafah maupun yang tidak paham khilafah, yang membenci dan yang memperjuangkan apalagi. Bahkan masyarakat biasa bicara khilafah. Memang sudah saatnya. 

Bagaimana tidak, karena memang hasil ijtima’ ulama IV salah satu poinnya adalah bahwa sesungguhnya semua Ulama ahlu Sunnah wal Jama’ah telah sepakat bahwa penerapan syariah dan penegakkan khilafah serta amar ma’ruf nahi munkar adalah kewajiban agama Islam.

Patut kita syukuri atas hasil Ijtima’ Ulama ini. Karena akan banyak umat yang sadar bahwa khilafah ini bukan utopis atau ajaran suatu organisasi tertentu seperti HTI yang selalu difitnah hingga dibubarkan karena memperjuangkan khilafah. Sungguh menyayat hati alasan dibalik pembubaran ormas Islam ini padahal yang diperjuangkan adalah ajaran Islam.

Namun, dibalik Ijtima’ Ulama ini pasti orang-orang yang yang merasa kedudukan mereka akan terancam ketika umat sadar dan bangkit apalagi ingin memperjuangkan khilafah kembali. 

Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi pancasila (BPIP), Romo Benny menegaskan Ideologi pancasila sudah final dan berdasarkan kesepakatan bersama anak-anak bangsa maka semua pihak harus menjaga dan mengaktualisasikan pancasila dalam praktek hidup berbangsa dan bernegara. “Setiap warga negara wajib mentaati dan melaksanakan ideologi pancasila. Pihak yang tidak bisa menerima ideologi pancasila seharusnya mereka berkaca diri bahwa ini janji suci yang harus dipegang mereka. Dalam hal ini kita tegas untuk mempertahankan Pancasila itu demi keutuhan bangsa dan janji suci harus dipertahankan,” tutur benny dalam pesan singkatnya”. (Tribunnews.com, 11/08/2019).

Sungguh sebuah ironi, seolah-olah khilafah akan menghancurkan Indonesia padahal nyatanya khilafah akan menyelamatkan Indonesia. Lebih kurang 14 abad Islam telah terbukti mampu memimpin dunia bahkan orang-orang barat tercengang melihat kegemilangan umat Islam pada masa itu. Dalam sistem khilafah pengelolaan sumber daya alam tidak akan dibiarkan dikelola bahkan dikuasai oleh asing seperti saat ini . Bahkan tidak akan ada diskriminasi terhadap seluruh umat baik minoritas maupun mayoritas.

Saking phobianya mereka terhadap ajaran Islam (baca;Khilafah) hingga mendiskreditkan dengan pernyataan bahwa ideologi pancasila sudah final. Padahal sudah berapa kali Undang-undang direvisi?. Apakah itu yang dikatakan bahwa pancasila sudah final. 

Kalau kita melihat Al quran jauh sebelumnya sudah lebih final karena firman Allah tidak pernah ada perubahan seperti pancasila yang kemudian mereka agung-agungkan. Padahal pancasila hanyalah rancangan manusia namun mereka menomorduakan perintah Allah. 

Framing jahat yang mereka tuduhkan kepada khilafah terus digencarkan bahkan sebelumnya Kementristekdikti  berupaya akan melakukan pendataan data mahasiswa dan dosen yang terpapar radikalisme dan intoleran sehingga dengan adanya upaya ini akan mudah untuk melacak siapa dari civitas kampus yang memiliki jaringan dengan organisasi yang terpapar radikalisme ataupun intoleransi.(Republika.co.id, 26/07/2019). 

Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menyebut sekitar 23 persen Mahasiswa terpapar radikalisme  dan setuju pembentukan negara khilafah. “ sekitar 23,4 % mahasiswa setuju dengan jihad dan memperjuangkan negara Islam atau khilafah, sedangkan di tingkat SMA sekitar 23,3 persen. Sementara itu 18,1 persen pegawai swasta mengatakan tidak setuju dengan ideologi pancasila, 19,4 persen PNS dan 9,1 pegawai BUMN. Tutur Ryamizard (detiknews.com, 19/07/2019).

Mahasiswa sebagai agen of change (baca: agen perubahan) apakah akan bungkam dengan adanya upaya jahat yang dilakukan oleh para penguasa untuk menjadikan khilafah sebagai momok yang menakutkan dan tidak pantas untuk diperjuangkan.

Sebagai generasi muslim yang sejati yang meyakini bahwa Allah adalah sebaik-baik pengatur dan Rasulullah saw. sebaik-baik teladan tentu kita tidak akan pernah menutup mata, pura-pura bisu, dan bahkan tiba-tiba menjadi orang yang bodoh karena takut menyuarakan khilafah. Sudah saatnya generasi muda lantang menyuarakan wajibnya khilafah. Karena ketika kita takut menyampaikan amar ma’ruf nahi mungkar maka disaat itulah para penjajah, orang-orang munafik apalagi orang-orang kafir akan tertawa terbahak-bahak melihat semangat generasi muda yang ciut dalam memperjuangkan agama Islam ini.

Layaknya mush’ab bin Umair yang mampu meratakan Islam di Madinah hingga dimulailah titik sentral kemenangan Islam disana. Kita mahasiswa kini tidak sendiri kita adalah mayoritas maka marilah rapatkan barisan, satukan perjuangan demi menyongsong kemenangan Islam. Wallahu a’lam bishawab.
Previous Post Next Post