Oleh: Anita Emilia
Sebentar lagi jutaan kaum muslim dari berbagai penjuru dunia akan berkumpul di Tanah Suci. Kaum muslim akan menggemakan kalimat tauhid, " la ilaha illallah Muhammad darasulullah " , pada hari itu, mereka semua yang sedang berhaji mendapatkan gelar tamu Allah SWT. Nabi saw. bersabda :
Tamu Allah ada tiga : mujahid, haji dan peserta umrah ( HR an - Nasa'i )
Dalam pelaksanaan haji, memiliki banyak hikmah yang penting. Pertama : Haji adalah ibadah yang menunjukkan ketaatan dan pengorbanan. Hanya orang yang kuat tekadnya yang mau berkorban untuk berhaji. Kedua: Ibadah haji adalah simbol tauhid. Di dalamny ada penegasan pengesaan Allah SWT dan penafian sekutu bagi- Nya. Selama ibadah haji, para jamaah senantiasa mengumandangkan kalimat talbiyah, yang berisi seruan tauhid, yang bermakna pengakuan bahwa seluruh kekuasaan hanya milik- Nya semata. Ketiga : Berhaji juga menapaktilasi jejak bersejarah dan spiritual mulai dari Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as. hingga Rasulullah saw. Keempat : ibadah haji juga mengajari kaum muslim untuk mengendalikan amarah dan permusuhan, sebaliknya mengembang kan sikap ramah serta tolong - menolong kepada sesama. Kelima : Ibadah haji adalah tempat sekaligus momen meleburnya jutaan Muslim dari segenap penjuru dunia.Tak pandang suku, bangsa, bahasa, warna kulit dan strata.
Ibadah haji dari tahun ke tahun sudah dilaksanakan oleh seluruh kaum muslimin di penjuru dunia. Namun, sangat disayangkan mengapa ibadah haji tidak memberikan dampak persatuan yang hakiki dan berkelanjutan? Sangat disayangkan, ibadah haji yang berhasil mengumpulkan dan melebur jutaan orang dalam satu tempat dan satu waktu , ternyata belum mampu mengantarkan mereka menuju persatuan hakiki. Persatuan umat saat berhaji baru sebatas menciptakan ikatan spiritual tanpa sistem ( rabithah ar -ruhiyah bi la nidzam ). Seperti halnya ibadah shalat berjamaah atau shalat Jum' at. Umat berkumpul di satu tempat dan satu waktu, kemudian bubar begitu saja. Semestinya ibadah haji menjadi konferensi akbar untuk membangun kesadaran umat, bahwa mereka kaum muslimin tercerai berai .Tidak menjadi umat yang satu. Ironinya kaum muslim mementingkan ego kebangsaan masing - masing. Mereka tak peduli dengan kondisi saudaranya . Ikatan kebangsaan seperti ini adalah ikatan yang tidak dicontohkan oleh Rasulullah saw dan bukan berasal dari Islam. Bahkan yang lebih ironis, beberapa negara Muslim seperti Arab Saudi , Qatar, Kuwait, Uni Emirat Arab , memberikan dukungan kepada pemerintah Komunis China yang melakukan kezaliman terhadap umat Muslim Uighur di China.
Kaum Muslim, harus membangun kembali persatuan hakiki diantara mereka, yakni bersatu dalam ikatan aqidah Islam. Sejatinya kaum muslim harus membangun kembali persatuan hakiki diantara mereka , yakni bersatu dalam ikatan akidah Islam. Allah SWT berfirman, Kaum Mukmin itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah ( perbaikilah hubungan ) kedua saudara kalian itu dan takutlah terhadap Allah SWT supaya kalian mendapat rahmat ( TQS al-Hujurat (49):10 ) ikatan akidah yang melahirkan ukhuwah islamiyah ini bukan hanya tercipta di Madinah saja, Negara Islam pertama di dunia, melainkan terus tumbuh hingga selama 13 abad.
Sayang saat ini kaum muslim terpecah - belah. Tak sanggup membela diri dan memberikan perlindungan kepada sesama Muslim. Oleh karena itu, mari kita rekatkan kembali ikatan ukhuwah islamiyah kita , mari kita jadikan kalimat tauhid sebagai pemersatu kaum muslim. Sungguh kita adalah umat yang satu, Bertuhan kan satu, Allah SWT . Berhukum satu, Al Qur'an. Dengan persatuan di bawah kalimat tauhid itulah Allah SWT akan menolong kita dan memuliakan kita. Semoga Allah mengabulkan doa kita semua agar umat muslim bisa bersatu kembali di bawah naungan panji Rasulullah saw, La ilaha illallah Muhammad darasulullah, aamiin yaa Robbal alamiin