Tetaplah Istiqamah di Jalan Dakwah


Oleh : Latifah Mubarok
Ibu Rumah Tangga di Bandung

Kewajiban  manusia atas manusia lainnya  berdasarkan perintah Allah SWT adalah amar maruf nahyi munkar. Suatu perintah yang dibebankan kepada individu agar mengajak, menyeru serta memberikan pengajaran dengan cara yang baik agar terwujud keistiqamahan juga kemaslahatan (QS. An-Nahl :125). 

Praktik inilah yang disebut dengan "dakwah." Namun merealisasikan kontinuitas dakwah diperlukan kesungguhan secara konsisten agar tidak menyerah di jalan kebenaran.

Istiqamah adalah menempuh jalan (agama) yang lurus (benar) dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqamah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan (kepada Allah) lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk larangan-Nya. Inilah pengertian istiqamah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali. Ada pula yang mengartikan bahwa istiqamah adalah sikap teguh pendirian dan selalu konsisten.

Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqamah adalah firman Allah SWT :
“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (TQS. Fushilat: 30).

Allah berfirman dalam ayat yang lain tentang wajibnya beristiqamah:
"Karena itu beristiqamah-lah sebagaimana kamu diperintahkan." (TQS Hud [11]:112).
Sedangkan dakwah ialah menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT sesuai dengan aqidah dan syariat, yaitu dengan menjalankan apa yang Allah perintahkan dan meninggalkan yang Allah larang.

Maka istiqamah di jalan dakwah memiliki kesimpulan konsisten dalam menyeru, mengajak dan memanggil orang untuk beriman dan taat kepada Allah SWT tanpa memilah milah apa yang Allah perintahkan.

Pada zaman ini dimana aturan Allah SWT tidak diterapkan, maka tidak mudah untuk bisa taat kepada Allah SWT dan istiqamah di jalan dakwah. Bisa kita lihat pada saat ini dibeberapa negara, orang-orang muslim mendapatkan hambatan dan perlakuan yang tidak baik seperti di Rohingya, suku Uigur, dan banyak lagi. Saat menyerukan kebenaran dan keadilan tidaklah mudah, seorang pengemban dakwah dalam menyampaikan Islam kaffah yang terasa asing di tengah umat pastilah beresiko, bahkan cacian, makian, tekanan, hingga berbagai ancaman baik psikis atau fisik, semua itu sering membuat banyak orang tak selalu bisa istiqamah, mereka bisa goyah, lalu menyerah dan berbalik arah.

Hambatan tidak hanya datang dari luar saja namun bagi orang-orang yang sedang berupaya menuju istiqamah di jalan dakwah, hambatan itu bisa datang dari dirinya sendiri seperti, Futur (melemahnya keimanan) untuk berdakwah, malas, dan dakwah belum menjadi prioritas sehingga menjalankannya sisa waktu saja.

Untuk bisa beristiqamah itu tidak mudah, maka para ulama menjelaskan ada beberapa hal untuk bisa meraihnya diantaranya: 

Pertama: Beriman secara benar dan lurus. Menyatu antara keyakinan, ucapan dan tindakan. keistiqamahan akan berbanding lurus dengan benar dan lurusnya keimanan. 

Kedua: Menjaga keihklasan semata-mata karena Allah SWT dan selalu berusaha terkait dengan syariat.

Ketiga: Mengkaji, menghayati dan mengamalkan seluruh isi al-Qur'an. Seseorang tidak mungkin berlaku lurus tanpa memahami dan mengamalkan isi dari Al-Qur'an.

Keempat: Teman dan lingkungan yang shalih. Allah SWT menyatakan dalam al-Quran bahwa salah satu sebab utama yang menguatkan para sahabat adalah keberadaan Rasulullah saw di tengah-tengah mereka. Allah SWT memerintahkan agar kita selalu bersama orang-orang yang baik, hal ini sangat membantu seseorang untuk senantiasa istiqamah di jalan Allah SWT. Teman-teman yang shalih akan senantiasa mengingatkan kita untuk berbuat baik serta mengingatkan kita dari kekeliruan. 

Kelima: Mengkaji dan menghayati kisah-kisah orang salih terdahulu, sehingga bisa dijadikan teladan dalam beristiqamah. Dalam al-Qur'an Allah menceritakan kisah-kisah para nabi, rasul dan orang-orang beriman yang terdahulu. Kisah-kisah ini Allah jadikan untuk meneguhkan hati Rasulullah saw dan orang-orang mukmin.

Keenam: Memperbanyak doa kepada Allah SWT agar diberi keistiqamahan, sudah menjadi bagian dari aqidah seorang muslim bahwa segala sesuatu selalu kembali kepada kehendak Allah, Sekuat apapun usaha seorang hamba takan pernah lepas dari kuasa Allah. Dalam hal ini berdoa kepada Allah menjadi salah satu yang terpenting dalam setiap usaha dan upaya kita dalam mewujudkan segala harapan dan keinginan kita. Demikian pula dalam upaya menjadi pribadi yang istiqamah, hendaknya seorang muslim selalu meminta kepada Allah SWT agar selalu dalam bimbingan-Nya. Sebagaimana Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam senantiasa meminta hal tersebut dalam salah satu doanya :
“Wahai Dzat yang membolak balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agamamu.” 

Istiqamah dalam perjuangan dakwah merupakan kewajiban bagi para pengembannya, untuk bekal para pengemban dakwah selain beberapa hal yang terurai sebelumnya, maka ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya: Seorang pegemban dakwah harus lurus dalam pemikiran. Caranya dengan hanya mengambil dan mengikuti pemikiran islam seraya mencampakkan pemikiran diluar islam, kemudian lurus dalam sikap dan tindakan, semua perkara harus selalu dihubungkan dengan surga dan neraka, dengan Ridha dan murka Allah SWT, pengemban dakwah wajib selalu terkait dengan Islam, terkait dengan ide dan metode-nya tanpa ada pemisahan, selanjutnya lebih mencintai akhirat ketimbang dunia karena ia yakin bahwa ahirat (surga) lebih baik daripada dunia dan seisinya.

Pada intinya perjuangan kebangkitan umat tidak akan terwujud jika pejuang-pejuangnya tidak istiqamah, mogok, berhenti saat dihadapkan dengan berbagai cobaan dan halangan baik yang datangnya dari diri sendiri, keluarga, masyarakat, bahkan sistem (negara).
Wallahu a'lam bi ash-shawab.
Previous Post Next Post