SEX EDUCATION ALA LIBERAL, MERUSAK MILENIAL !

Oleh : Ahsani Ashri 
(Nutritionist dan Pemerhati Generasi)

Apa yang dilakukan anak kecil ketika Anda bilang “Jangan Lari!” Maka apa yang terjadi? Anak kecil tersebut malah lari bukan? Atau ketika Saya katakan : ”jangan kesana, bahaya!”. Justru anda semakin penasaran dan menghampiri bahaya tersebut bukan? Sekeras apapun upaya anda untuk membersihkan pikiran anda dari hal hal baya, dia akan selalu muncul kembali di sudut sudut pikiran anda. Begitupun ketika seorang remaja yang baru balighmelihat film film yang didalamanya menceritakan sepasang muda mudi seperti dirinya, yang melakukan hubungan intim layaknya suami istri sampai hamil, apalagi di film teresbut diperankan oleh gadis cantik dan laki laki tampan. Makin membuat gairah dan merangsang untuk penasaran seberapa keseruan nya hubungan tersebut. 

Akhiranya seberapapun kerasnya himbauan di film teresbut “Hindari Hubungan Seks Pranikah”, faktnya justru terbalik, yang muncul di pikiran muda mudi kita adalah “Hubungan Seks Pranikah”. Sama persis ketika kita melarang anak kita ; “Nak, jangan main pisau ya nanti ketusuk”. Tetapi kita malah menyediakan puluhan pisau di depannya, Konyol.  Begitulah sex education di dalam sistem sekuler, dimana asas kebebasan individu di junjung tinggi dan dilindungi oleh HAM, sekalipun itu perbuatan penyimpangan seksual, Na’udzubillah min dzalik. 

Mengintip mengenai edukasi seks, dr Boyke mengungkapkan angka seks pada remaja cenderung tinggi. Ada sekitar 40-60 persen remaja SMP dan SMA Indonesia yang telah melakuakn hubungan seks. Pergaulan bebas yang terjadi pun mendorong jumlah aborsi yang tidak aman meningkat. Per tahun, lanjut dr Boyke, terdapat 2,3 juta prosedur aborsi yang dilakukan di Indonesia. Sebagian dari 2,3 juta tindak aborsi tersebut dilakukan oleh remaja secara tidak aman, seperti di dukun beranak. Yang cukup memprihatinkan, dalam beberapa tahun ke depan jumlah tersebut dapat meningkat hingga 3 juta.

Maraknya tindak aborsi ini turut memberi 'sumbangsih' pada tingginya angka kematian ibu. Padahal, dengan jumlah dokter dan bidan yang cukup banyak di Indonesia, angka kematian ibu menurut dr. Boyke bisa ditekan. Tak berhenti di situ, kurangnya pendidikan seks yang tepat sejak dini juga membuat angka penyebaran HIV-AIDS di Indonesia cenderung tinggi. Jika pendidikan seks tidak diberikan sejak dini, bukan tidak mungkin jika nantinya Indonesia akan menggeser Thailand dari posisi HIV-AIDS terbesar di Asia Pasifik

Fakta tetang merebaknya seks bebas di kalangan remaja beserta berbagai problematika turunannya telah banyak diungkapkan oleh survei lokal maupun internasional dengan persentase yang sangat memprihatinkan. Yang mana pada sebabnya manusia bertindak atas dasar akal dan pemahamannya semata, bukan lagi karena perintah Tuhan atau larangan-Nya ataupun karena halal dan haram. Hal ini dapat mengancam peradaban manusia. Bagaimana tidak? Di sistem sekuler-liberal muncul budaya hura-hura dan serba boleh. Boleh berpakaian minim atau seksi untuk mengekspresikan diri, boleh berpacaran dan bermesraan–bila kebablasan tinggal dinikahkan– serta ‘boleh-boleh’ yang lainnya. Sehingga kesemua itu menjadi gerbang terjangkitnya HIV AIDS ditengah-tengah generasi Muslim.

Dalam sistem Islam, Negara akan menutup semua gerbang seks bebas dan gaya hidup liberal yang menyesatkan, serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku seks bebas dan penggiat budaya liberal. Hal itu kudu dibarengi dengan Islam dalam Negara. Negara sebagai institusi yang memiliki kekuatan paling besar, harus menerapkan Islam dalam seluruh aspeknya, termasuk sistem pergaulan dan sanksi. Jalan satu-satunya untuk menyelamatkan generasi muda dan remaja beserta seluruh masyarakat dari racun Free Sex HIV AIDS serta mewujudkan generasi sehat tidak lain dengan mencampakkan sistem kapitalisme-sekuler yang terbukti menyengsarakan

Edukasi mengenai sex dari islam, dimulai sejak anak prabaligh dengan pengaturan batasan pergaulan laki laki dan perempuan, tidak ikhtilat (campur baur) apalagi khalwat (berdua dua-an), pengaturan tempat tidur anak laki laki dan perempuan, diberikan edukasi mengenai batas batas aurat, dan lain sebagainya. Maka hai muda mudi, perbanyaklah ilmu sebelum beramal.
Wallahu’alam bis Showab.

Previous Post Next Post