Bukan Film Itu yang Kami Butuhkan

Oleh: Hexa Hidayat

Lagi-lagi setelah beberapa bulan yang lalu sempat dihebohkan dengan pemutaran film “kucumbu tumbuh indahmu” dengan menayangkan adegan sesama jenis yang jelas menyalahi fitrah manusia, kini dunia perfilman kembali dihebohkan dengan penayangan film yang berjudul “Dua Garis Biru” garapan star vison plus yang iklannya bahkan sampai kepada media-media televisi. Kedua film tersebut digadang-gadangkan memberikan edukasi kepada para remaja tentang bagaimana menghargai sebuah hak asasi dan juga rusaknya pergaulan bebas. Tapi sayangnya yang terjadi justru sebaliknya, para generasi muda makin larut dalam film yang mereka anggap penuh dengan sex edukasi. Film tersebut mengajarkan kepada mereka bagaimana cara berpacaran yang baik dan benar. Padahal Islam tidak pernah mengajarkan untuk berpacaran walaupun itu baik dan benar adanya.

Dalam sistem kapitalis yang penuh dengan kebebasan ini, mereka menganggap pembuatan film semacam itu akan memberikan keuntungan bagi mereka dengan jumlah banyaknya penonton dari kalangan remaja, yang memang masalah utama remaja berkisar antara tugas-tugas sekolah dan penyemangat belajar bagi mereka, yaitu dengan menghadirkan perasaan  menyukai lawan jenis yang telah ada dalam diri manusia sebagai nalurinya yang telah ALLAH SWT berikan. Tapi, para remaja tidak bisa mengontrol naluri mereka kalau tidak diberikan pendidikan agama tentang hal tersebut. 

Para kapitalis tidak akan memikirkan dampak yang akan terjadi selanjutnya tapi justru yang mereka pikirkan adalah keuntungan yang mereka dapatkan serta kepuasan para penonton. Mereka seolah2 sengaja memberikan tontonan yang tak seharusnya menjadi konsumsi publik, apalagi usia remaja masih mempunyai pemikiran yang labil dan belum benar-benar bisa memilah antara hal yang baik dan buruk serta apa yang kita lihat secara terus menerus  maka itu akan mempengaruhi  pola tingkah laku setiap individu. 

Karena, apa yang mereka lihat baik itulah yang akan mereka contoh selanjutnya. Padahal dalam film Dua Garis Biru tersebut, hal baik hanya mempunyai pengaruh yang sedikit kepada para remaja, hal buruk justru mendominan pemikiran mereka. Misal, cara bepacaran berkholwat atau berduaan yang hanya sekedar pegang tangan, berbicara atau bahkan saling sharing pendapat itu menurut mereka hal yang biasa padahal semua itu diharamkan dalam Islam.

Hal diatas seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa aturan yang lahir dari sistem kapitalis yang menonjolkan kebebasan tidak memberikan dampak yag positif bagi generasi saat ini, para remaja bukan hanya harus diingatkan tentang bahayanya pergaulan bebas tetapi juga harus diajarkan bagaimana mereka harus menjaga keimanan mereka untuk menciptakan keluarga yang memiliki aqidah Islam yang kuat yang mengenalkan tolak ukur halal haram bukan tolak ukur kepuasan jasmaniah. Ini semua tidak cukup hanya dengan peran keluarga yang mengenalkan agama sejak dini, tetapi peran Pemerintah bahkan Negara diharapkan mampu bekerjasama bersama-sama menuntaskan masalah generasi saat ini. Tentu saja, sistem yang harus diberlakukan adalah sistem Islam yang jelas akan menjaga akal, harta, jiwa serta kehormatan manusia. Karena dalam sistem Islam sendiri memberikan tindakan preventif atau pencegahan dan juga akan memberikan efek jera kepada pelaku maksiat. 

Sebagaimana firman ALLAH SWT “ Pezina wanita dan pezina laki-laki,cambuklah masing-masing dari keduanya seratus kali cambukan.” (TQS an nur (24):2). Dan hukuman tersebut sudah baku, pun pelaksanaannya dilakukan ditempat ramai yang seluruh umat bisa menyaksikannya sehingga akan memberikan efek jera bagi pelaku maksiat karena rasa malu dan jelas mencegah bagi yang lainnya melakukan tindakan yang sama karena mereka menyaksikan langsung hukuman yang akan mereka terima seandainya mereka melakukan hal yang sama. Tidak hanya itu, dalam sistem Islam pemerintah nantinya mengawasi benar-benar tontonan yang akan merusak generasi, dan akan memblokade situs-situs pornografi dan memberikan sanksi yang tegas kepada para pemilik atau pembuat situs tersebut. 

Sehingga terjagalah pemikiran para generasi dari hal-hal yang akan merusak akhlak juga mengotori agama mereka. Para generasi hanya akan diberikan edukasi atau tontonan tentang bagaimana berakhlak dan beradab seperti yang Islam ajarkan. Sehingga nantinya akan tercipta keharmonisan sebuah keluarga dan Negara karena ketaatan individunya kepada ALLAH SWT. Walllahualam bi shawab. 
Previous Post Next Post