Mudik Lebaran ke Tanah Leluhur Kampung Dalam Kabupaten Pariaman

Mudik.... kata-kata itu merupakan hal sangat kami idamkan saat lebaran menjelang. Bayangan petak sawah nan hijau dihempas semilir angin yang selalu menyanyikan lagu kerinduan, tidak pernah berhenti mengiang ditelinga keluarga besar alm Hasan Basri saat berada di kampung halaman. 

Pagi itu, pasca tiga hari sesudah lebaran, kami keluarga besar telah mulai kasak kusuk berkemas mempersiapkan diri untuk pergi mudik ke tanah leluhur Kampung Dalam Kabupaten Pariaman Provinsi Sumatera Barat.

Segala sesuatu dipersiapkan, mulai dari ngecas HP, mempersiapkan baju dan celana serta sarapan pagi, yang diiringi suara cempreng teriakan para orang tua yang menyuruh anak-anak nya untuk mandi pagi.

Setelah berkemas dan merasa tidak ada lagi yang ketinggalan, tepat pada pukul 10,00 Wib, rombongan sebanyak 23 orang yang dikomandoi Mak Dang (Umang) dan mama Teta pun mulai meluncur.  Kalau di hari biasa (tidak suasana lebaran), jarak tempuh dari Kota Padang - Kabupaten Pariaman hanya memakan waktu lebih kurang satu jam saja.

Namun kali ini, harus memakan waktu dua setengah jam. Kami menyadari, karena perginya rombongan, apalagi dalam suasana lebaran, maka sudah tentu faktor keselamatan satu sama lain menjadi hal yang utama bagi kami. 

Dan sebelum pergi kerumah nenek di Kampung Dalam, rombongan menyempatkan diri dulu untuk melakukan ziarah kubur ke makam orang tua dan saudara (Alm Hasan Basri dan Teti) yang terletak di Sungai Limau.

Setelah tabur bunga dan do'a bersama, rombongan pun kembali melanjutkan perjalanan. Keinginan untuk melepas lelah dan penderitaan penat selama duduk di kendaraan pun terobati. Dimana sekitar pukul setengah satu siang, rombogan ini sampai juga ke Kampung Dalam.

Baru saja memarkir kendaraan dan menginjakan kaki ditanah leluhur, sorakan para bocah (anak-anak) telah mulai memecah kesunyian suasana kampung. Mereka berlari dan saling rebutan untuk menuju kediaman nenek nya yang terletak ditengah-tengah sawah.

Dari wajah mereka terpancar kecerian dan kebahagiaan bermain lumpur dihamparan sawah, bermain air di sungai dangkal, memancing di kolam ikan, main mobil-mobilan dengan gerobak, berselfie ria yang mungkin saja tidak dapat dimiliki oleh anak-anak lain.

Semoga rasa persatuan dan kebahagiaan keluarga besar ini tetap terjaga dan akan selalu menyertai kami, sampai ke generasi berikutnya....................

Disebabkan mata sudah mengantuk dan bahan kata-kata sudah habis, maka diakhiri dan sampai jumpa saja pada edisi cerpen mudik lebaran tahun depan yaaaaaaaaaaaaaaaaaaa... da daaaaaa
Previous Post Next Post