Masyarakat Padang Antusias Mencoba Kue Bakcang Ayam

Padang - Antrian panjang nampak di salah satu tenda tempat panitia membagikan kue bakcang ayam dan lamang baluo. Panitia pelaksana memang membagikan kue bakcang ayam dan lamang baluo tersebut kepada pengunjung secara gratis.

"Kue tersebut kita masukan ke dalam tas kecil yang terdiri dari tiga bakcang dan tiga lamang baluo, sementara total yang dibagikan berjumlah 20 ribu buah, yaitu 10 ribu bakcang dan 10 ribu lamang baluo,”  terang Ketua Panitia Festival 10.000 Bakcang Ayam dan Lamang Baluo, Alam Gunawan, di Padang, Jumat (7/6/2019).

Dari pantauan di lapangan, dari tiga titik pembahagian bakcang dan lamang baluo, dua diantaranya sudah habis terbagi, kurang dari 15 menit. Antusias warga untuk mencicipi dua jenis kue tradisional dari dua etnis berbeda ini memang cukup tinggi.

Salah seorang warga, Rudi, merasa penasaran dengan bakcang ayam karena selama ini bakcang identik dengan makanan yang menggunakan daging yang dilarang untuk umat muslim.

"Saya dengar ada bakcang yang halal karena berisi daging ayam, makanya saya pengen mencoba,” beber Rudi.

Senada dengan itu, Rini, warga Aur Duri, juga tampak antri untuk mendapatkan kedua kue tersebut.

"Penasaran bang, kan selama ini penganan yang ada kata bak, kita (muslim), gak boleh makan, nah, kemaren saya baca di berita, halal dan kegiatan ini juga diresmikan oleh wali kota kita yang terkenal agamis,” sebutnya.

Sementara, Maria, warga etnis Tionghoa ini merasa rindu dengan jajanan khas Minang, lamang baluo.

"Saya ini ‘pulang kampuang’, dulu waktu kecil saya tinggal di Padang ini. Kemudian dibawa orang tua ke Jawa, terakhir makan lamang baluo saat masih SD,” aku Maria.

Maria juga menjelaskan kalau kue bakcang mempunyai banyak variasi.

"Mungkin di Padang belum begitu familiar, di Jakarta kue bakcang banyak dijual dengan berbagai varian rasa, ada bakcang ikan, bakcang telur asin, bakcang daging sapi, juga bakcang sayur untuk yang vegetarian, bahkan juga ada bakcang isi rendang,” papar Maria.

Ia juga menambahkan, kata bak pada makanan etnis Tionghoa itu berarti daging secara umum, bukan babi.

"Jadi tidak semua makanan yang berawalan bak itu menggunakan daging babi, bakwan malah tidak pake dagingkan,” selorohnya sambil merujuk pada salah satu gorengan populer di Indonesia itu.(MC Padang/Rajo Alam / Charlie)
Previous Post Next Post