Ramadhan Tanpa Junnah Tak Semua Bahagia

Oleh: Nuni Toid 

Ramadhan adalah  tamu agung  yang memiliki banyak keutamaan di bandingkan dengan bulan-bulan yang lain. Rasul Saw menegaskan bahwa Ramadhan adalah sayyid syuhur yakni penghulu semua bulan. Di mana sepuluh hari di awal bulan adalah penuh rahmat, sepuluh hari pertengahan adalah penuh pengampunan dan sepuluh hari terakhir adalah pembebasan dari api neraka. Ramadhan juga adalah bulan di mana di turunkannya al Qur'an untuk pedoman manusia sebagai sumber kebahagiaan di dunia dan akherat.Dan sebagai pembeda antara  yang haq dan yang bathil. 

Saat ini kaum muslim di seluruh dunia bergembira bertemu dengan bulan yang mulia ini. Tak terkecuali kaum muslim Indonesia.Mereka bersuka cita menyambut seruan Allah," Hai orang -orang yang beriman, telah di wajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana puasa itu pernah di wajibkan atas orang -orang sebelum kalian agar kalian bertakwa." (TQS al Baqarah [2]: 183 ).

Tentu Allah SWT tak pernah menyalahi janjinya,  bila kita melakukan puasa ini dengan sesuai tuntunannya pasti akan meraih derajat takwa. Sebagaimana hadits Rasul SAW, " Puasa adalah perisai yang dengannya seorang hamba membentengi diri dari api neraka, dan puasa itu untuk-Ku, Aku-lah yang akan membalasnya." (HR Ahmad dan Jabir Ra). 

Dalam menjalankan puasa di bulan Ramadhan tentu setiap kaum muslim ingin meraih ketakwaan.Takwa bagi seorang muslim adalah menjalankan apa yang di perintahkan  Allah SWT dan menjauhi apa yang di Larang-Nya. Rasul SAW bersabda:" Bertakwalah engkau kepada Allah di mana pun engkau berada..." (HR at Tirmidzi). 

Bila seseorang bertakwa pasti  akan menyakini yang ghaib, mendirikan shalat,menginfakkan sebagian harta, mengimani al Qur'an dan menyakini hari akhirat. Begitupun wujud dari ketakwaannya  seorang muslim mampu menahan amarahnya, mudah memaafkan, bila melakukan dosa cepat bertaubat dengan tidak mengulanginya lagi. Dan masih banyak lagi ciri -ciri  orang yang bertakwa. Jadi hendaklah kaum muslim Bertakwa kepada Allah di manapun, kapanpun dan dalam bagaimana pun. 

Bila buah dari puasa Ramadhan yang di lakukan kaum muslim  adalah ketakwaan maka sudah seharusnya dalam kehidupan sehari hari pun demikian. Kita harus mengaplikasikannya dengan  menjalankan semua  Syariah Islam baik yang terkait Aqidah:  Ubudiyah, akhlaq, makanan, minuman, pakaian, muamalah bahkan uqubat /Sanksi hukum seperti hudud, jinayat, ta'zir dan mukhalafat. Bukan takwa  namanya kalau masih melakukan riba, suap -menyuap, korupsi, mengabaikan urusan rakyat, menzalimi rakyat dan yang lebih fatal lagi menolak penerapan Syariah Islam walaupun dalam kesehariannya biasa melakukan shalat, membayar zakat, puasa di bulan Ramadhan bahkan menunaikan ibadah haji. 

Namun betapa sulitnya kaum muslim dalam menjalankan ketakwaannya. Di mana para pemimpin masih bersikukuh dengan sistem  yang kufur yakni Demokrasi sekulerisme.Di mana agama di jauhkan dari aturan kehidupan manusia. Seperti yang terjadi saat ini pada saudara kita yaitu kaum muslim Uighur di Xinjiang  China. Mereka tak bisa memenuhi kewajiban sebagai orang yang beriman untuk menjalankan puasa di bulan  Ramadhan karena larangan keras dari pemerintah China. Mereka juga di larang keras untuk shalat berjamaah, menggelar pengajian,memelihara jenggot bahkan di larang juga memberi nama yang Islami seperti nama Muhamad, Jihad dan lain sebagainya. Tindakan China ini tak hanya itu saja, kaum muslim Uighur  di siksa, di sekap dalam kamp -kamp yang pengap. Sungguh tindakan China sudah di luar batas perikemanusiaan.Semua itu akibat tak adanya sistem yang bisa melindunginya, menjaganya dari kejahatan bangsa yang kafir. 

Maka agar kita kaum muslim di seluruh dunia bisa mewujudkan ketakwaannya dalam bagaimanapun lebih baik dalam  kondisi apapun di  kehidupan sehari - hari di butuhkan seorang pemimpin yang bertakwa.Yakni pemimpin yang amanah. Yang tidak mengkhianati Allah dan Rasul-Nya, tidak menyalahi isi al Qur'an dan as-Sunnah. Juga tidak mengkriminalisasi Islam dan kaum muslim dan tidak akan menghalang -halangi apalagi memusuhi orang - orang yang memperjuangkan penerapan Syariah dan penegakan Khilafah yang merupakan taj al- furudh ( mahkota kewajiban  ) dalam Islam. Bahkan mereka akan menerapkan Syariah Islam secara kaffah sebagai wujud ketaatan total kepada Allah SWT. 
Wallahu a'lam bi ash -shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post