Ngawi,-
Dentuman meriam 155 MM Caesar milik Yonarmed 12/Kostrad terlihat
memporak-porandakan pertahanan kelompok Insurjensi yang ingin menguasai
Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Bahkan, meriam andalan
Armed tersebut, telah berhasil melumpuhkan bala bantuan kelompok Insurjensi
yang melewati daerah Jagan Kompleks.
Pertempuran yang berlangsung selama enam hari tersebut,
telah melibatkan dua seksi dari masing-masing Raipur P, Q dan R Armed
12/Kostrad.
Hanya saja, itu semua merupakan simulasi yang digelar
oleh Satuan Armed di bawah kendali Mayor Arm Ronald, F. Siwabessy dalam melatih
kemampuan prajuritnya ketika menghadapi suatu ancaman maupun serangan dari
pihak musuh.
“Latihan ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
kemampuan seksi Armed di bidang taktik dan teknik sehingga dapat melaksanakan
tugas pokoknya guna membantu Satuan manuver dalam memberikan bantuan tembakan
pada suatu operasi,” ujar Perwira Seksi Operasi Armed, Lettu Arm Donny. Selasa,
14 Mei 2019.
Latihan yang masuk dalam tingkatan program latihan
standarisasi tersebut, kata Donny, merupakan suatu latihan lanjutan yang harus
dilakukan sebelum berlanjut ke latihan uji siap tempur tingkat seksi.
“Latihan itu, di fokuskan pada kemampuan personel seksi
Armed agar selalu memiliki kemampuan taktik dan teknik tempur, serta kemampuan
melaksanakan kerjasama antar kelompok dalam rangka tercapainya kesiapan tempur
yang optimal,” jelasnya.
Sementara itu, Danyonarmed 12/Kostrad, Mayor Ronald
menambahkan, latihan taktis tingkat seksi yang berlangsung saat ini, dinilai
sudah lengkap. Pasalnya, latihan tersebut, juga mendapat pendampingan langsung
dari pihak Aswaslat Pussenramed Kodiklat TNI-AD, Mayor Arm Anang Ilyasa, S. Pd.
Sebagai Satuan yang
mempunyai Alutsista canggih nan modern, Armed 12/Kostrad memiliki tanggung
jawab yang besar, terutama dalam mewujudkan profesionalisme prajurit yang
merupakan kewajiban utama, sekaligus pertanggung jawaban kepada bangsa dan
negara.
“Upaya itu, tidak akan tercapai tanpa diimbangi dengan
peningkatkan kualitas, kemampuan dan ketrampilan,” bebernya. “Tentunya,
berlatih dan terus berlatih, merupakan kunci utama mewujudkan profesionalisme
prajurit TNI-AD. Lebih baik mandi keringat dalam latihan, daripada mandi darah
dalam pertempuran,” tegas Danyonarmed 12 Kostrad.
Terpisah, tim Asistensi dan Pengawasan Pussenramed
Kodiklat TNI-AD, Mayor Arm Anang Ilyasa menambahkan, di samping melaksanakan
atensi selama berlangsungnya proses latihan, dirinya juga melakukan pengawasan
hierarkis dari Pembina kecabangan dalam pelaksanaan suatu kegiatan latihan agar
dapat berjalan sesuai mekanisme, maupun prosedur yang sudah ditetapkan. “Kedatangan
tim Asistensi dan Pengawasan ini bertujuan meninjau langsung prosedur ataupun
mekanisme pelaksanaan kegiatan Lattis tingkat seksi saat ini,” tandasnya.
Post a Comment