Suara Indonesia Dalam Demokrasi

Oleh : Salamah Ummu Bilqist 
(Aktifis Muslimah Peduli Umat Wilayah Batang Kuis)

Staff khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Roma Benny Susetyo mengatakan : Saat ini telah terjadi pembelahan di masyarakat karena urusan politik 5 tahunan.

Penyebabnya di tenggurai karena agama di jadikan politik.Sekarang jadi konflik gara-gara agama di gunakan sebagai alat politik.Ini berbahaya; Ujar Benny.

Agama hendaknya di posisikan pada tempat yang Mulia dan tidak di jadikan alat legitimasi politik karena akan memunculkan permasalahan.

" kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review, Ujang Komarudin  di dalam keterangan Pers  yang di terima jumat 5/4/2019 ketika agama di jadikan Ideologi yang kuat di gunakan untuk politik, sah dan boleh.Tapi ketika agama di jadikan alat legitimasi politik ini yang jadi masalah.

Ujang menuturkan, semua pihak hendaknya menempatkan agama pada tempat yang tepat.Agama tidak boleh di benturkan dengan politik.Sebab Ia menyatakan tidak semua masyarakat memiliki pemahaman yang kuat terhadap agama.

Sebenarnya bukanlah hal yang baru dalam Sistem demokrasi,setiap kekuatan politik di negeri ini selalu berusaha merangkul kekuatan islam.

Alumni 212 yang di adakan di GBK tgl 7 April 2019 lalu adalah bagian dari gerakan politik, untuk  bisa merangkul umat dan ulama, dan menjadi sebagai Ijtimak Ulama untuk meraih perubahan yang lebih baik bangsa Indonesia menuju Indonesia Adil dan Makmur kata " Selamet lewat pesan singkatnya 5/4/2019.

Selagi Sistem belum berubah, maka kekuatan politik masih tetap sama.Pastinya masing-masing kubu ingin mempersembahkan yang    terbaik untuk rakyat dan negaranya.Bahkan mereka tidak malu-malu untuk mendekati dan merangkul ulama dan para tokoh agama untuk mencari simpatisan.

Negara sekularisme politisasi islam di jadikan sebagai alat untuk meraih kepentingan politik,setelah mendapatkan rakyatpun di abaikan. Sedangkan politisasi agama di artikan sebagai tindakan manifulasi.

Demokrasi memberikan pemahaman melalui propaganda, Indokrinasi, kampanye, sosialisasi, dalam wilayah publik.Kemudian melalui tekanan yang halus, dan dapat mempengaruhi kepercayaan keagamaan agar dapat memasukkan kepentingan politik.Mereka kemudian melakukan kunjungan kepesantren- pesantren,sholat subuh bareng,sholat Jumat bareng,pakai peci seolah - olah mereka akrab dan dekat sekali dengan rakyat,manis yang di ucapkan.Istilahnya." Islam seperti barang dagangan jika suka di beli jika tidak suka di tinggalkan." 

Begitu lemah nya pandangan Demokrasi menilai Politisasi Islam dan Politisasi Agama,seolah- olah politisasi mengotori kesucian Agama dan prinsif kebhinekaan.
Di dalam Islam Agama adalah nasehat.Agama tidak dapat di pisahkan dari Politik.Bahkan Politik  merupakan salah satu bentuk pengamalan Islam.Oleh sebab itu politik harus berdasarkan  pengamalan Islam.Salah satu terbesar untuk kepentingan Islam adalah dengan mewujudkan Ideologi ataupun Mabda yaitu Mabda Islam.Sehingga Islam berpolitik: politik di dalam Islam adalah mengurusi urusan umat.

Oleh sebab itu peran Ulama sangat penting untuk mengawal kekuasaan.Ulama adalah sebagai pewaris nabi( waratsat al-anbiya).Begitu istimewanya Nabi memberikan nama untuk Ulama.Karena itu Ulama tak luput dari cobaan yang lebih berat dari pada manusia biasa.

Ulama sudah seharusnya takut kepada ALLAH SWT, menjadi pembela kebenaran,menyampaikan yang Haq secara lantang dan menyingkap yang Batil secara jelas, walaupun di depan penguasa,ketika penguasa itu Zolim.Ulama yang Muklis tidak pernah mengharapkan imbalan harta benda ataupun jabatan apapun.Yang di lakukannya hanya lah Amar Makruf Nahi Mungkar.Bahkan mereka rela mati Syahid demi menegakkan kebenaran.Sebagaimana Rasulullah bersabda: Penghulu Para Syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthallib dan orang yang berdiri di hadapannya adalah penguasa zalim,lalu Ia menyuruh dan melarang penguasa tsb,lalu penguasa itu membunuh dirinya.(HR al-Hakim).

Tapi kalau kita melihat hari ini,banyak kita jumpai orang-orang yang mengaku Ulama.Namun,mereka menyerahkan agama mereka kepada penguasa dengan menyetir ayat-ayat Al-QURAN.Mereka mengetuk pintu-pintu penguasa dengan menawarkan fatwa dan menjual suara umat yang mereka tipu.

Oleh karena itu jadilah Muslim yang terus berambisi untuk memperjuangkan Syariah dan Khilafah.Karena hanya dengan di terapkan Syariat Islam secara Kaffah,kita bisa mewujudkan cita- cita yang Mulia yaitu Islam Rahmatan lil Alhami in.
Wallahu a' lam big ash-Shawwab.

Post a Comment

Previous Post Next Post