Negarawan Sejati Dambaan Umat

Penulis : Nurul Aini Najibah

Hiruk pikuk suasana perpolitikan dalam negeri saat ini, terlebih menjelang pilpres sebentar lagi. Banyak tokoh masyarakat menampilkan sikap terbaik mereka. Upaya untuk menjadi seorang negarawan Republik Indonesia sepertinya menjadi magnet tersendiri, meski realitanya para calon negarawan itu tak sedikit mengundang "keraguan". Benarkah mereka pantas disebut seorang negarawan?

Negarawan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah seseorang yang ahli mengurus negara, pemimpin politik yang taat asas menyusun kebijakan negara dengan suatu pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan bijak dan berwibawa. Sedangkan dalam Islam, negarawan yaitu seseorang yang ahli dalam menjalankan negara Islam, pemimpin politik yang taat asas menyusun kebijakan negara dengan pandangan ke depan atau mengelola masalah negara dengan bijak dan berwibawa dengan berdasarkan syariat Islam.

Di Indonesia, di tengah carut marutnya sistem demokrasi ini. Belum ada satu pun di temukan sosok yang patut disebut negarawan sejati. Saat ini, hanya ada negarawan-negarawan yang banyak berdusta, ingkar janji, menyebar hoax, mencela ulama-ulama, mendurhakai dan memusuhi rakyatnya, bahkan hingga melakukan kezaliman kepada rakyatnya juga menantang perintah Allah SWT. Dan juga suka membuat perkataan maupun perbuatan menyimpang dari kebenaran Islam.

Tentunya, seorang negarawan sejati harus pemimpin yang mampu mengurus dan memperhatikan semua urusan rakyatnya. Pemimpin yang harus selalu berusaha lebih keras untuk memenuhi segala kebutuhan rakyatnya. Pun menepati kebijakan-kebijakan yang mereka keluarkan, tidak boleh sedikit pun membiarkan rakyatnya kesusahan dalam kondisi apapun. Dan wajib mengamalkan sabda Rasulullah saw.:
"Imam (kepala negara) adalah pengurus rakyat. Ia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus." (HR. al-Bukhari).

Negarawan sejati yang ideal dan menjadi panutan terbesar sepanjang masa adalah Rasulullah saw. Dalam waktu 23 tahun, beliau sudah menghasilkan tiga karya besar yang tidak pernah bisa dicapai oleh pemimpin manapun. Dan tiga karya besar itu adalah tawhidullah (mengesakan Allah SWT), tawhidul-ummah (menyatukan umat), dan tawhidul-hukumah (menyatukan negara/pemerintahan). Berhasilnya Rasulullah saw. sebagai negarawan pun tidak lepas dari peranan beliau sebagai pengemban risalah (pemimpin umat), kepala negara (pemimpin rakyat), dan peran sebagai qadhi (hakim).

Sepeninggalnya Rasulullah saw, ada Khalifah Abu Bakar ra. Salah satu contoh seorang negarawan sejati, ada juga Umar bin Khattab ra. Beliau adalah sosok Khalifah yang sangat terkenal adil, amanah, dan cinta kepada rakyatnya. Beliau Umar pernah berkata bahwa, "Kalau aku banyak istirahat pada siang hari, berarti aku menelantarkan rakyatku. Jika aku banyak tidur pada malam hari, berarti aku menyia-nyiakan diriku sendiri (tidak shalat malam)." (Ahmad bin Hanbal, Az-Zuhd, hlm. 152).
Sikap pemimpin yang sangat adil, mengutamakan rakyat seperti Khalifah Umar ra. tidaklah mudah. 

Suatu malam Umar bin Khattab berjalan-jalan sendirian untuk melihat kondisi rakyatnya. Sampai di sebuah rumah dia mendengarkan anak kecil menangis dan tidak berhenti-berhenti. Setelah tangis anak itu berhenti, Umar bin Khattab mengetuk pintu rumah tersebut. Dia bertanya pada seorang perempuan yang membukakan pintu mengenai alasan anak tersebut menangis. Kata perempuan tadi anak tersebut menangis karena kelaparan. Umar melihat ada api di dapur dan di atasnya terdapat panci. Ketika dibuka Umar isi panci tersebut adalah batu. Ternyata ibu tadi ingin menentramkan hati anaknya agar anaknya mengira sebentar lagi makanan akan masak. Melihat kejadian itu Umar meneteskan air mata dan merasa berdosa karena mengnggap dirinya tidak dapat menjadi pemimpin yang mampu menyejahterakan rakyatnya. Dia kemudian bergegas pergi ke baitul mal untuk mengambil sekarung gandum dan dipanggulnya sendiri untuk diberikan kepada keluarga tadi.

Itulah salah satu sikap nyata yang memperlihatkan bagaimana Khalifah Umar ra. begitu bertanggung jawab dan peduli terhadap rakyatnya. Beliau pun dikenal sebagai Khalifah yang banyak mengeluarkan pemikiran-pemikiran brilian, dan memberikan solusi konkrit terhadap permasalahan umat. Sebagaimana kepemimpinannya, apa yang telah dilakukan Khalifah Umar ra. seharusnya menjadi contoh bagi pemimpin sekarang. Pemimpin yang benar-benar berjuang untuk tegaknya Syariah Khilafah, menegakkan amar makruf nahi munkar dan yang mau menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam naungan Khilafah.
Wallahu a'lam bi ash-shawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post