Nation State Menjajah Muslim, Umat Butuh Khilafah

Oleh : Kamila Amiluddin 
(Guru dan Pemerhati Anak, Member Aakademi Menulis Kreatif)

Penindasan demi penindasan terus dialami umat muslim diberbagai wilayah dari Suriah, palestina Rohingya, Uighur, saat ini sasaran mereka adalah kaum etnis Fulani yang sebagian dari mereka merupakan penduduk muslim. Tepatnya di daerah Mali Afrika Barat. Korban yang berjatuhan pun tidak sedikit, ada sekitar 160 nyawa melayang oleh tangan-tangan sadis. 

Perlu diketahui etnis Fulani atau biasa dikenal peulh, adalah kelompok etnis-seminomadik (kelompok yang berpindah-pindah tapi pernah menetap smentara di tempat itu) yang sebagian besar muslim. Sedangkan Dogon, masyarakatnya adalah petani dan tinggal di tebing Bandiagara di Mali selama berabad-abad. Merdeka.com (27/03/2019).

Mengapa penduduk muslim selalu menjadi korban kebiadaban para pelaku keji ini? Apakah yang salah dari seorang muslim? 

Dan lagi di Gaza tak henti-hentinya Israel melakukan aksi keji tersebut hingga membuat sesuatu yang lebih untuk menyerang kaum muslimin 
Menteri pendidikan Israel Naftali Bennet, dan menteri kehakiman Ayelet Shaked, keduanya dari partai sayap kanan Hayemin Hehadash menyerukan militer israel untuk meningkatkan serangannya terhadap kantor Gaza yang dikepung, dikutip dari Middle East Monitor, 26 maret 2019. 

Melihat ini semua tak terketuk kah hati kita sebagai sesama muslim untuk menolong saudara-saudara kita yang terdzolimi? Muslim akan terus menjadi santapan bagi para pembenci Islam selagi kita terus terbelenggu dalam suatu bentuk negara bangsa yakni yang hanya mementingkan hak sesama kaumnya, hak sesama sukunya. 

Mengapa tidak bisa hidup sejahtera berdampingan dengan sesama? Bahkan ketika Islam berjaya dimuka bumi ini tidak ada yang dibantai oleh umat muslim, Rasulullah sebagai pemimpin pada masanya selalu melindungi seluruh rakyatnya tidak peduli ia suku mana, agama nasrani pun ia jadikan saudaranya. 

Yang membuat rakyat terpecah belah seperti ini karena tidak diberlakukannya sistem yang benar. Kita harus mampu memahamkan umat dalam kondisi ini bahwa bentuk negara bangsa menjadi penghalang terbesar bagi mereka melaksanakan kewajiban mewujudkan ukhuwah sebenarnya. 

Adapun pertentangan nation-state dengan Islam, jelas sekali tampak dalam ikatan pemersatu sebuah komunitas dalam sebuah negara . Dalam nation-state, ikatan pemersatunya adalah ikatan kebangsaan.  Dalam Islam, ikatan pemersatunya adalah akidah islam, bukan kebangsaan. Hal itu karena dalam alqur’an ditegaskan bahwa orang-orang yang beriman adalah bersaudara (Q.S. Al –Hujurat ayat 10)

 _orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat._

Rasulullah dalam hadits shahih juga mnegaskan bahwa orang-orang muslim itu adalah ibarat tubuh yang satu (HR Muslim no. 2586)

Sejalan dengan ikatan akidah islam tersebut, islam juga menegaskan ketunggalan negara khilafah. Artinya, umat islam seluruh dunia, apapun suku dan bangsanya, hanya boleh memiliki satu negara yang menaungi mereka, yaitu satu negara khilafah saja, di bawah kepemimpinan satu orang khalifah. 

Dari segi kepentingan tertinggi, nation-state mengenal apa yang disebut “kepentingan nasional” yang dirumuskan oleh elit politiknya, baik kepentingan dalam negeri meupun kepentingan luar negeri. Dalam khilafah, kepentingan tertinggi adalah kepentingan umat (mashalih al-ummah), yang tunduk kepada syariah islam. 

Intinya adalah kita harus mampu memperkuat kebutuhan umat akan khilafah yang mampu menghilangkan natio-state

Post a Comment

Previous Post Next Post