Indonesia Darurat Kekerasan Remaja

Penulis : Wiwi Fathonah

Siswi SMP di Pontianak bernama Audrey menjadi korban kekerasan siswa SMA bermula dari cekcok layaknya remaja perang kata-kta beralih menjadi kekerasan. Audrey pun kini harus dirawat di RS bahkan kasus saudara Audrey sudah booming ditengah khalayak ramai bahkan dunia digital sampai membuat slogan “justice for Audrey”  Indonesia termasuk salah satu Negara yang darurat akan kekerasan remaja tidak hanya Audrey sebelum Audrey ada siswi smp bernama yuyun yang juga menjadi dalah satu korban pemerkosaan oleh segerombolan remaja lalu dibunuh dan jasadnua dibuang ke jurang. 

Remaja yang melakukan kekerasan di tanah air juga tidak pernah surut dengan banyaknya kasus. Dengan bangganya memukuli guru bahkan menjadi salah satu anggota geng motor yang dengan berani membegal korbannya.Kasus ini belum termasuk dengan cyberbully, salah satunya generasi milenial saat ini banyak yang menggunakan jejak digital seperti medsos yang bisa melakukan kekerasan dengan tulisan dimedia social cenderung semakin meningkat. Remaja saat ini tidak malu bahkan takut dengan berbiacara dengan sumpah serapah bahkan perkataan yang seharusnya tidak dipakai oleh anak sekolahan. 

Cyberbully sama dengan bully didunia nyata dan ini menjadi salah satu gangguan mental pada diri anak, bahkan tidak sedikit yang mengalami depresi hingga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri lantaran sering dibully dengan lingkungan bahkan teman sekolah, didunia maya atau didunia nyata.

Kekerasan dilevel remaja sudah lintas gender pelakunya tidak hanya anak laki-laki tetapi wanita, kasus Audrey sendiri bukan kasus kekerasan wanita pertama kali , sudah sering viral video dimedia social kekerasan bahkan perkelahian antar remaja wanita. Anak-anak wanita saat ini seperti sudah kehilangan kelembuatan layaknya wanita sesungguhnya. 

Kekerasan remaja saat ini berawal dari abainya orang tua dirumah, banyak orang tua yang tidak paham dan tidak focus dalam mendidik anak. Dan banyak orang tua hanya berperan sebagai pabrik anak dan pencetak uang ketimbang sebagai pendidikan pertama untuk anak dan keluarga.

Banyak orang tau yang hanya tau melahirkan dan memberik makan dari pada menjalankan fungsi pendidikan pada anak. Dan tidak hanya ibu, banyak ayah yang tak paham bagaimana fungsi ayah itu sendiri. Ayah saat ini hanya mengandalkan  uang atau kekerasan dalam membersamai anak. Dan sangat minim peran sebagai pendidik. Orang tua hanya hanya memanjakan anak dengan fasilitas yang ada.

Lingkungan social remaja saat ini penuh dengan budaya hedonism, jauhnya remaja saat ini dengan nilai-nilai keagamaan  yang menjadi sosok figure bagi remaja saat ini adalah sosok dilan yang justru dijadikan panutan. Suka tidak suka, mau tidak mau kita harus menuntut Negara bertanggung jawab dalam persoalan ini. Negara adalah orang tua terbesar bagi para pemuda. alih-alih mananamkan nilai positif dan menguatkan nilai agama pada anak, Negara justru menakut-nakuti remaja dan orang tua dengan ancaman radikalisme bukan memberikan arahan tentang rusaknya generasi akibat tawuran, sex bebas  dan kekerasan dan sebagainya. Inilah rusaknya generasi milenial saat ini jangan heran jika kekerasan sexsual bahkan moral pelajar rusak karena solusi yang diberikan Negara tidak memberikan efek jera terhadap pelaku sehingga kasus seperti ini masih akan terus terulang kembali. 

Peristiwa ini adalah bentuk dari kegagalan system pendidikan sekuler. Bukti lemahnya pendidikan keluraga dalam menanamkan identitas muslim pada generasi, juga bukti lemahnya Negara dalam menyiapkan keluarga dan sekolah untuk melahirkan generasi yang berkepribadian mulia. Belum lagi hukum yang selalu tumpul dibawah tajam diatas semua karena Negara berbasis sekuler dan didominiasi oleh materialistic. 

Berbalik dengan system islam yang memiliki prinsip-prinsip yang jelas, bagaimana Negara menyiapkan sekolah, keluarga bahkan masyarakat untuk mewujudkan dan sanksi tegas yang diberlakukan kepada pelaku pelanggaran dengan melihat standar batas yang jelas ukuran dewasa dan baligh. Karena itu menuntut Negara ikut andil pada kekerasan remaja, tidak akan berubah keadilan selama Negara masih menganut sekuler semua akan terwujud keadilan jika menerapkan system islam dan memberlakukan system pendidikan dan pergaulan remaja sesuai dengan islam.

Post a Comment

Previous Post Next Post