Era Digital Melesat, Remaja Kian Terjerat

Penulis : Sumiati  
(Praktisi Pendidikan)

Di Era digital seperti saat ini, memang punya efek merusak yang sangat besar kalau tidak dipegang oleh ideologi Islam. Revolusi industri 4.0 dalam sistem kapitalisme bukan mengarahkan manusia kepad baiknya peradaban, sebaliknya, justru mengancam peradaban manusia. Menghantarkan kepada hancurnya tatanan kehidupan yang sehancur-hancurnya. Muncul iklan bersponsor di beranda facebook  sebuah komik.

Komik ini jika disebut untuk dewasa pun tak layak, apalagi untuk anak-anak yang memang lazimnya sangat suka komik. Pun postingan bersponsor ini bisa dilihat oleh publik. Mawas, jaga anak-anak jagan buka Facebook. Generasi dibuat semakin terbiasa dengan hal-hal negatif, membuat mereka permisif dan imitatif. Rusaklah generasi muda kita. Iklan tersebut bergambarkan dua remaja dan bertuliskan sebagai ungkapan perempuannya yang ada dalam dekapan laki-lakinya, "Aku sedang hamil anakmu, aku harus bagaimana? " sambil berlinang air mata. Dan sedikit ada cuplikannya dari iklan tersebut, bahwa dia hamil oleh kakak iparnya. Na'udzubillaahi min dzaalik.

Hal seperti ini terjadi di dunia nyata, bukan kasus satu atau dua, namun kasus yang sangat sering didengar.

Mengapa ini terjadi? Biasanya berawal dari keteledoran orang tua dalam meriayah putra-putrinya. Tidak memahami pergaulan dalam Islam, batasan aurat, mahram, menempatkan anak-anak perempuannya, mereka membiarkan anak gadisnya berduaan dengan iparnya, berboncengan motor dengan iparnya dan lain-lain. Ditambah lagi dibiarkan asik dengan gadgetnya, berselancar di dunia maya, yang berserakan berbagai sampah racun remaja.

Kapanpun kasus seperti ini bisa terjadi, sehingga tidak bisa dipandang sebelah mata. Tidak harus di tempat jauh, bahkan hal ini bisa terjadi di rumah sendiri, di saat keluarga yang lain tidak ada di rumah.

Bagaimana Islam menuntaskan permasalahan ini? 
Al Quran dan as-Sunah Nabi Muhammad saw telah memberikan contoh terbaik untuk umatnya. Bagaimana menutup aurat yang benar walaupun berada di rumah, jika di rumah tersebut banyak keluarga yang tinggal, sehingga dalam satu rumah itu bukan hanya mahram, tapi yang bukan mahrampun ada, dalam hal ini orang tua wajib memantau keberadaan keluarganya sebaik mungkin. Tidak memberikan handphone kepada anak yang belum mampu membedakan halal dan haram. Tidak membiarkan anak-anaknya asik sendiri dengan handphonenya  tanpa pengawasan. Dan juga tidak membiarkan anggota keluarga tinggal berdua di rumah laki-laki dan perempuan yang memungkinkan nantinya ada dharor.

Dimanapun berada, sejatinya umat muslim harus senantiasa waspada terhadap segala sesuatu yang sekiranya akan ada hal-hal yang terjadi di luar dugaan. Sebagai orang tua di Era digital seperti saat ini tidak bisa tidak memahami teknologi. Karena bisa jadi dibohongi oleh anak-anaknya. Karena gaptek bisa jadi kecolongan. Seharusnya para orang tua banyak belajar, bagaimana hidup di jaman ini yang sudah serba canggih.

Penjaga utama bagi putra-putri kita siapa lagi kalau bukan  orang tua, kemudian masyarakat.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ قُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُونَ ٱللَّهَ مَآ أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ ﴿٦﴾

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. "

(Q.S.66:6)


Dan berikutnya adalah negara. Negara mengontrol perihal teknologi ini untuk kepentingan mencerdaskan umat. Untuk sesuatu yang bermanfaat bagi bangsa dan negara.
Wallaahu a'lam bishawab.

Post a Comment

Previous Post Next Post