Posdaya Kelurahan Tigo Koto Dibaruah Dinilai LKKS Provinsi Sumbar

N3 Payakumbuh – Dari enam nominator Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) di Sumatera Barat, Posdaya Kelurahan Tigo Koto Dibaruah (TKD), Kecamatan Payakumbuh Utara masuk dalam nominasi.

Pengembangan budi daya jamur menjadi aneka ragam makanan yang memiliki nilai ekonomis, alasan Lembaga Koordinasi Kesejahteraan Sosial (LKKS) Sumbar memasukkan Posdaya ini menjadi nominator.

Bagi LKKS Sumbar, Posdaya TKD mampu menjawab 19 dari 26 kategori sosial yang selama ini menjadi PR pemerintah. Baik itu pemberantasan kemiskinan, menyelamatkan hidup anak yatim piatu, lansia, pengangguran, menekan angka kriminalitas maupun penyalahgunaan obat terlarang.

“Ada seribu lebih Posdaya yang kami nilai sejak Mei 2018 kemarin dan didapatkan enam Posdaya berprestasi yang kami masukkan dalam penilaian akhir. Termasuk Posdaya Kelurahan Tigo Koto Dibaruah ini. Banyak aspek yang menjadi bagian dari LKKS yang dipenuhi oleh Posdaya TKD ini. Itu dari 26 aspek yang kami jadikan standarisasi, ada 19 aspek yang terpenuhi,” kata Ketua LKKS Sumbar, Parlagutan Nasution saat menilai Posdaya TKD di kantor Lurah TKD, Rabu (14/11).

Dari enam nominator ini, semuanya akan mendapat apresiasi dan penghargaan dari LKKS Sumbar. Pasalnya pada tahap akhir ini, LKKS Sumbar mencari juara 1,2 dan . kemudian Harapan 1,2 dan 3.

“Pengumuman hasilnya nanti akan kami umumkan di Kota Padang tanggal 18 Desember 2018 mendatang. Semua nominator akan kami undang ke Padang dan akan ada hadiah maupun penghargaan dari kami,” katanya.

Penilaian Posdaya ini, termasuk tugas pemerintah dalam pemberantasan kemiskinan dan kesejahteraan sosial sesuai dengan UU No 11 tahun 2009. Karena itulah pada tahun 2012 silam Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno membentuk Posdaya disetiap kelurahan dan nagari di seluruh Kabupaten dan Kota se-Sumatera Barat.

Para nominator tersebut adalah perwakilan dari Kota Payakumbuh, Padang, Pariaman, Solok, Kabupaten Sijunjung dan Pasaman.
Sementara itu Ketua Posdaya TKD, Fitria mengatakan kunci sukses datangnya LKKS Sumbar ke Posdaya TKD karena budi daya jamur yang telah berjalan selama 2 tahun terakhir. Saat ini, setiap keluarga yang membudidayakan jamur ini bisa meraup keuntungan setiap harinya Rp 300-750 ribu perhari.

“Sekarang sudah ada 65 keluarga yang membudidayakan jamur. Rata-rata bisa menghasilkan 20-50 kilo setiap hari dengan penjualan Rp 15 ribu perkilo,” ucap ketua Posdaya
Bahkan untuk pengembangan penjualan, Posdaya TKD memanfaatkan pengumpul (toke) jamur untuk mengambil hasil panen masyarakat. Rata-rata setiap harinya bisa mencapai 3 ton lebih.

Namun ada juga kerja sama yang dilakukan oleh Posdaya TKD dengan sebuah Koperasi di Kabupaten Bogor untuk distribusi pasar di Pulau Sumatera, Jawa, Bali dan Kalimantan. Bahkan Koperasi ini juga mengimport jamur dari Posdaya TKD ke Negara Thailand.

“Jujur, permintaan kepada kami belum bisa terpenuhi. Para pengumpul dan koperasi selalu meminta target. Beberapa ada yang kami penuhi dan yang lain kami tolak karena memasang target cukup besar. Takutnya tidak terpenuhi dan konsumen kecewa,” kata Fitria.

Ia juga mengatakan sampai saat ini masih mengembangkan produksi jamur dan mensosialisasikan agar setiap keluarga di kelurahan Tigo Koto Dibaruah bisa membudidayakan jamur. Pasalnya, semakin lama permintaan semakin tinggi.

“Kalau bisa seluruh keluarga di Kelurahan TKD ini berbudi daya jamur. Soalnya permintaan semakin tinggi. Kami harap tahun depan bisa setiap hari mengeluarkan 10 ton jamur dari sini,” katanya.

Selain mengeksport jamur mentah kepada koperasi dan pengumpul, Posdaya TKD juga membuat aneka ragam makanan dari jamur. Seperti rendang, coklat, nugget, kue, permen dan lainnya. Aneka ragam makanan inipun dieksport ke negara Thailand dan Malaysia. (Rahmat Sitepu)
Previous Post Next Post