Pria tinggi dan berkulit kuning langsat yang satu ini sering sekali disapa dengan sebutan Ainal. Ia memiliki nama lengkap Ainal Syabri. Mahasiwa aktif Semester VI, Jurusan Etnomusikologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara berasal dari Padang Panjang, Sumatera Barat. Walaupun sudah merantau ke Tanah Deli, Medan, Sumatera Utara tak lantas membuat dirinya tidak bisa berkarya lagi.
Ainal Syabri memiliki talenta dalam dunia seni musik daerah Minangkabau maupun musik modern. Alat musik daerah yang dikuasai Ainal ialah talempong, saluang, bansi, rebana, dan randai. Pada musik modern, Ainal sangat menguasai alat musik saxophone, gitar, dan drum.
Prestasi-prestasi yang telah berhasil dicetak Ainal ini tentu telah mengharumkan nama Sumatera Barat dan Indonesia. Salah satu prestasi yang pernah diraih Ainal ditingkat nasional ialah menjadi Juara 1 lomba musik Tradisional di Solo pada tahun 2014. Pada tahun 2011 dan 2014, Ainal terpilih menjadi bagian dari Grub yang terpilih sebagai Launching Tour de Singkarak di Bali dan Jakarta.
Di tingkat internasional, tahun 2010 yang lalu, Ainal terpilih menjadi Penampil Istimewa Kesenian Tradisi Minangkabau di Thailand dilanjut pada tahun 2018 Ainal menjadi perwakilan Indonesia sebagai pelatih dan pemusik dalam ajang Indonesia, Malaysia, Thailand, Growth Triangle (IMT-GT) di Gelangang Mahasiswa USU yang merupakan program dari Kementrian Luar Negeri Indonesia.
Ainal yang menyadari akan pentingnya melestarikan budaya Minang terpanggil untuk berbagi ilmu seni musik daerahnya kepada teman-temannya sesama Suku Minang. Di Kota Medan sendiri, Ainal pun mengembangkan karya seninya yaitu memberikan dirinya menjadi pelatih sukarelawan alat musik Minang pada Lembaga Kesenian USU dan Ikatan Mahasiswa Imam Bonjol.
Tujuan utama Ainal tergabung dalam organisasi ini untuk mengajak teman-temannya semakin mencintai budaya Minang agar tetap terjaga keindahannya dan tidak punah ditelan zaman yang sudah melupakan budaya dan adat-istiadat.
Dalam dunia seni musik modern, Ainal menjadikan itu sebagai sumber mata pencahariannya. Diketahui belakangan ini Ainal sering sekali diundang pihak gereja sekitar Kota Medan untuk mengiringi lagu-lagu pada saat ibadah. Disana ia sering diminta untuk bermain saxophone.
Walaupun berbeda keyakinan dengan Ainal, yang mana ia adalah seorang Muslim, tak lantas membuat Ainal lepas tangan begitu saja. Bagi Ainal, musik merupakan sarana yang dapat mempersatukan orang-orang yang saat ini sering sekali termakan dengan isu SARA yang sedang hangat-hangatnya terjadi di tengah-tengah masyarakat Indonesia.
Nama Ainal Syabri yang sebelumnya tidak pernah terdengar di Kota Medan, pelan-pelan semakin diketahui masyarakat karena prestasi dan pencapaian yang ia miliki. Walaupun bukan asli putra daerah, bagi Ainal berkarya dapat dilakukan dimana dan kapan saja. “Poin terpenting dari sebuah kesuksesan ketika seseorang mau berusaha, belajar, dan berdoa.”, ujarnya. (EP)