Pesan Sang Pejuang 1945



N3, Jakarta, Muhamad Suherman, pejuang 1945 yang terlibat dalam perang pembebasan Yogyakarta ini berpesan selamatkan negara, berjuang untuk Negara tidak mengenal usia kecuali mati. "Terus berjuang, tak perlu putus asa, pertahankan NKRI," pesan Muhamad Suherman, usia 107 tahun saat ditemui awak media bersama tim nasional Rumah Prabowo (RPS) di kediamannya di Cianjur Jawa Barat Minggu, 7/1/2018.

Di rumahnya di pelosok Cianjur, di bawah kaki gunung, rumah kecil dan sederhana, kakek tua ini berapi-api penuh semangat, mengisahkan perjuangannya saat perang melawan Belanda pada Agresi Belanda ke II, Suherman berkisah tentang saat ia diculik Belanda di Pasar Rebo Jakarta dan kisah lain yang mengharukan, baik perang di Yokyakarta maupun di Surabaya. 

"Demi negara, kami haus minum darah, lapar makan daging mentah, dengan susah payah berjuang pertahankan kemerdekaan, jangan anggap enteng negara ini," tegasnya. 

Muhamad Suherman saat itu bergabung dalam pasukan Siliwangi Batalion 310 diberangkatkan ke Yogyajarta sebanyak 180 anggota tapi yang pulang tinggal 60 orang, yang lain gugur sebagai pahlawan bangsa. 

"Kami waktu itu di TKR, lebih dahulu BKR, setelah TKR menyusul TRI baru TNI, kami tentara generasi kedua setelah BKR," urainya.

"Kami diberangkatkan oleh Jendral Soedirman tahun 1949 ke Yogyakarta, perintah Jendral Soedirman kalian tentara-tentaraku, dalam situasi apapun kalian tidak boleh mundur, di pundakmu ada bangsa dan negara," kata Suherman menirukan pesan Jendral Soedirman. 

"Kami menggunakan senjata jenis Bren untuk perang, peluru habis kami gunakan pisau," kata Suherman dengan pangkat terakhir Letnan dua ini. 

Para pejuang saat itu tidak mendapatkan pensiun, mereka disumpah oleh Jenderal Soedirman dengan Alquran di atas kepalanya. Para pejuang tunduk dan setia pada sumpahnya.

"Kami tidak dapat pensiun dari negara, kami tunduk dan setia pada sumpah. Kami disumpah Jendral Soedirman, Al Qur'an diletakkan diatas kepala, 'Demi Allah, saya bersumpah tanpa pamrih, tanpa gaji, bagaimana hidup saya, saya hanya mau mengusir penjajah, mempertahankan NKRI'," jelasnya.

"Saya masih ikut kegiatan-kegiatan resmi negara, saya diundang dan dijemput disini, saya dibawah naungan Markas Besar Perintis Kemerdekaan Republik Indonesia, Komandan Batalyon Serbaguna Veteran Trikora, saya di kesatuan Yon Serna Trikora, kompi Markas Komando," jelas pejuang dengan pangkat terakhir Letan Dua kepada tim media. 

Saat ditanya situasi negara saat ini, pensiunan tentara berusia 107 tahun ini berpesan, "selamatkan negara, saya dukung Prabowo Presiden 2019, saya sudah ketemu Prabowo dan kita sama-sama berjuang, kalian tidak perlu takut," tandasnya. (syf/tim)
Previous Post Next Post