N3 Payakumbuh - Pondok Pesantren
(Ponpes) MTI Pakan Sinayan sukses laksanakan ujian pondok berbasis kitab kuning
untuk tingkat wustha dan ulya. Ujian pondok ini diikuti 43 santri wustha dengan
3 orang santri inklusi. Sedangkan ujian di tingkat ulya diikuti 20 santri
dengan 4 diantaranya santri inklusi. Ujian ini telah dimulai sejak dengan mapel
Nahu dan Feqah pada Senin tanggal 4 Desember dan berakhir hari ini Sabtu, 16
Desember 2017 dengan mapel Tauhid dan Ushul Fiqh, ungkap Pimpinan Ponpes MTI
Pakan Sinayan Erman Ali kepada wartawan di Payakumbuh.
Dikatakan Erman Ali, ujian pondok
hari ini sedang berlangsung untuk jam kedua yaitu mapel Ushul Fiqh yang diikuti
43 santri wustha dan 20 santri ulya. Dari kesemuanya itu terdapat 7 orang
santri inklusi yaitu Izbul Ridho setingkat kelas XII, Lusi Andrika dan Nur
Annisa setingkat kelas XI dan Risqa Ananda setingkat kelas X. Di tingkat wustha
Riska Amelia Putri dan Erpan Yoranda setingkat kelas VII dan Mutia Khairani
setingkat kelas VIII. Mereka semua tingga di asrama SLB Tuna Netra Kelurahan
Pakan Sinayan.
”Pelaksanaan ujian untuk siswa
inklusi sangat beda dengan lainnya. Pelaksanan ujian pondok untuk siswa tuna
netra, mereka hanya mengandalkan pendengaran dan ingatan. Kita bacakan soal
secara imla perlahan. Jawaban yang mereka berikan kemudian kita tulis. Selain
itu, soal ujian yang dipakai adalah jenis Braile. Mereka baca soal dan langsung
menyebutkan jawabannya. Jawaban itulah yang kita bantu tuliskan dengan huruf
abjad biasa. Karena tidak semua guru yang bisa membaca Braile. Kita hanya punya
seorang guru yang paham dan telah ikuti pelatihan Braile di SLBN Centre
Payakumbuh, yaitunya Jasrial Efendi,” terang Etman.
Erman Ali juga berpesan, kita
mesti banyak bersyukur dan ber’ubudiah, santri inklusi ini mesti menjadi cambuk
bagi kita yang lengkap panca inderanya. Mereka gigih untuk menjadi insan yang
berguna walau belajar dengan sistem yang berbeda. Tapi kita yang memiliki
indera lengkap, pastinya tidak semuanya bisa membaca Braile. Mari kita
bersyukur dan selalu meningkatkan pengetahuan, jangan sampai kalah dengan
santri inklusi, pungkasnya.(Rahmat Sitepu)