Ironis, Masak Dalam Tahap Pengerjaan, Proyek Ambruk Lagi


Proyek  daerah irigasi Gunung Nago Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, berlokasi di Cubadak Air dan Rumah Tiga Ruang,  Lubuk Lintah, ditenggarai sarat permasalahan. Baik itu, lokasi pekerjaan yang tak mengairi persawahan maupun fisik pekerjaan yang melabrak spesifikasi teknis.

N3, Padang - Tak biasanya, persoalan proyek di Dinas Pengelolaan Sumber Daya (PSDA) Sumbar, mencuat kepermukaan, disebabkan selama ini dinas yang berkantor di ujung Jalan Khatib Sulaiman itu, sangat memperhatikan mutu dan kualitas pekerjaan.  Terbukti, beberapa pekerjaan paket disana menuai pujian berbagai kalangan.

Tapi, untuk proyek yang satu ini, Dinas PSDA Sumbar menuai kekecewaan dari masyarakat, terutama rasa kecewa terhadap Syafridaus, Kabid Irigasi dan Rawa.  Soalnya, Syafridaus tak tanggap terhadap persoalan yang terjadi dan aspirasi dewan yang memperjuangan dana tersebut.

Bahkan, disebut-sebut lokasi pekerjaan, terutama di Cubadak Air Lubuk Lintah, dipertanyakan berbagai kalangan, sebab lokasi tersebut tak mengaliri persawahan dan air yang mengalir langsung ke Sungai Batang Kuranji. Padahal, jika dilihat dari pekerjaan tersebut, mungkin tepatnya menjadi tanggungjawab BWWS V.

Entah apa maksud, Syafridaus bersikeras mengerjakan irigasi di Cubadak Air itu, sementara anggota DPRD Sumbar, Taufik Hidayat, meminta agar pekerjaan tersebut juga dilakukan dilokasi lain, sesuai usulannya, yakni Rumah Tigo Ruang, Surau Balai dan Jalan Tunggang. Namun, permintaan Taufik Hidayat, hanya dipenuhi dilokasi Rumah Tigo Ruang.

Tidak saja, lokasi pekerjaan yang dipertanyakan dan permintaan anggota dewan yang ditolak, pekerjaan fisikpun menuai sorotan tajam. Soalnya, program  pengembangan dan pengelolaan sistim jaringan  irigasi, rawa dan jaringan pengairan kewenangan provinsi lainnya, kegiatan rehabilitasi daerah irigasi Gunung Nago Kota Padang, sarat penyimpangan.

Terbukti, untuk pekerjaan irigasi yang berlokasi di titik nol Cubadak Air, tepatnya dekat plang proyek dipasang,  proyek beromor kontrak :  14.06/IRA-APBD/PSDA-V/2017, tanggal kontrak 04 Mei 2017, nilai kontrak Rp1,157.479.100.00, waktu pelaksanaan 180 hari kalender, penyedia barang/jasa CV. Nabila Konstruksi, konsultan supervisi CV. Afiza Limko Konsultan, masih dalam tahap pekerjaan, sudah ambruk.

Telusuran media ini kelokasi pekerjaan dan berdasarkan pengakuan masyarakat setempat, untuk pekerjaan pasangan batu irigasi itu, sarat permainan. Soalnya, proyek yang dikerjakan CV. Nabila Konstruksi dan membawa pekerja dari Kuranji tersebut, untuk kedalamam galian koporan dan adukan semen tak sesuai takaran.

Apa yang dikatakan masyarakat setempat, bukan tanpa alasan, sebab dilihat dari ambruknya pekerjaan, pada titik nol atau penyambungan dengan pekerjaan lama, galian kedalamam koporan menjadi penyebab ambruknya pekerjaan tersebut.

Padahal, lokasi dengan debit air yang sangat deras tersebut, tanahnya sangat labil atau tanah rawa. Dan, saat diambil sample semen pada pasangan batu yang ambruk tersebut, tak ada daya perekat sama sekali dan batu mudah lepas begitu saja.

Wajar saja, masih dalam tahap pekerjaan, pasangan batu tersebut ambruk, sebab berada ditanah rawa yang kedalaman koporan diragukan dan adukan semen tak sesuai takaran.”Ya, melihat pekerjaan dilokasi penyambungan pekerjaan lama dan baru yang ambruk tersebut, disebabkan galian koporan dan adukan semen tak sesuai takaran,” kata Andi masyarakat setempat.

Andi juga mengatakan, pada lokasi Cubadak Air ini, rekanan terkesan terburu buru tanpa memperhatikan mutu dan kualitas pekerjaan. Lihat saja lining (puncak) pekerjaan sudah ada yang hancur dan dinding pasangan batu yang diplaster kasar tersebut, sudah ada yang retak.”Saya yakin, proyek ini tak akan bertahan lama, apalagi dilihat kondisi pekerjaan yang sudah bermasalah, padahal masih dalam tahap pekerjaan,” katanya.

Parahnya pekerjaan proyek ini, juga terlihat pada pekerjaan pasangan batu dilokasi Rumah Tiga Ruang. Soalnya, pasangan batunya sangat rapuh dan lepas saat diinjak. Begitu juga koporan tak terlihat sama sekali, sementara lokasi pekerjaan tanahnya sangat labil. Dan, diprediksi proyek tak akan bertahan lama dan bakal runtuh.

Pekerjaan pasangan batu yang tersembunyi dan menyambung dengan beberapa rumah masyarakat tersebut, kentara sekali permainannya. Bahkan, saat dinding yang kotor berselimut lumpur dilakukan plasteran.” Kami, tak tahu siapa yang punya proyek ini, tapi kami sangat kecewa dengan pekerjaanya yang asal jadi,” kata Roni, warga setempat yang didampingi beberapa pemuda lain yang lagi asyik menyabung ayam.

Menuai Tanggapan Anggota Dewan
Tidak saja, masyarakat yang kecewa dengan pekerjaan jaringan irigasi yang berlokasi di Cubadak Air dan Rumah Tigo Ruang itu, anggota dewan Sumbar juga kecewa dengan sikap arogan Syafridaus, Kabid Irigasi dan Rawa. Soalnya, lain lokasi permintaan pekerjaan, lain juga lokasi yang dikerjakan.

Pengakuan Taufik Hidayat, anggoat DPRD Sumbar, ia meminta kepada Syafridaus untuk mengerjakan ditiga titik yang rawan banjir. Titik yang diminta itu, Rumah Tigo Ruang, Surau Balai dan Jalan Tungggang, namun hanya satu titik yang dipenuhi, yakni Rumah Tigo Ruang.” Entah apa alasan Syafridaus menolak permintaan saya itu, padahal itu sudah merupakan aspirasi dari masyarakat setempat yang kerab menjadi korban banjir,” katanya.

Sementara, Syafridaus beberapa kali dihubungi selalu mengatakan, sedang sibuk dan dinas luar. Jawaban Syafridaus berkali kali, ngga usah hubungi dirinya. Jika ada waktu akan dihubungi. Sampai sekarang Syafridaus tak pernah menghubungi. Lalu, apa yang terjadi. Tunggu saja. NV
Previous Post Next Post