Pengakuan Walikota Padang Saat Masih Kecil

Air mata Susi menetes saat nenyaksikan rumahnya yang dulu gubuk kini telah bagus. Ibu 40 tahun itu duduk tercenung di sisi tiga anak dan sang suami yang juga terlihat larut dalam keharuan.

"Betapa kami tidak akan terharu, rumah yang kami tinggali dulunya hanya gubuk dan tidak layak huni. Kini telah dibangunkan jadi rumah yang lebih  baik," ucap Susi disela peresmian rumah barunya, Sabtu (5/8/2017).

Warga Kelurahan Tabing Banda Gadang Nanggalo ini mengaku, rumah sebelumnya hanya berukuran 6x3 meter. Sangat sempit untuk mereka sekeluarga. Sebagian terpaksa tidur di ruang tamu yang kecil. Itu pun beralaskan tikar di atas lantai semen yang dicor kasar. Sementara angin menerobos masuk melalui lubang-lubang pada dinding yang terdiri dari seng bekas yang disusun-susun. Bila malam, mereka merasakan dingin. Ditambah lagi gangguan nyamuk yang dengan mudah masuk melalui lubang dinding itu.

Seperti diungkapkan Susi dan suami Atang (42), mereka sudah lama berniat untuk memperbaiki rumah itu. Mereka menyisihkan uang sedikit demi sedikit lebih dari kebutuhan makan dan jajan sekolah anak-anak mereka.

Apa daya, Atang yang dulunya mengojek, dua tahun belakangan terserang stroke. Praktis, pria bernama lengkap Dafrizal ini tidak lagi dapat beraktifitas mencari nafkah. Selanjutnya, Susi yang mulai berusaha mencari nafkah dengan menerima upah mencuci dari tetangga. Penghasilannya pun tidak seberapa. Hanya cukup untuk makan.

"Jangankan mengumpulkan uang untuk membangun rumah, uang yang selama ini disisihkan pun habis untuk kebutuhan. Niat membangun rumah yang lebih layak tinggal angan-angan andaisaja tidak ada perhatian dari Bapak Walikota terhadap kami," tutur Susi.

Ia menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada Walikota Padang H. Mahyeldi Ansharullah Dt. Marajo yang telah menyerahkan secara resmi rumah baru bagi kekuarganya. Ucapan yang sama juga disampaikan untuk pihak Baznas, camat dan lurah serta warga sekitar yang telah peduli kepada keluarganya. Susi bersyukur atas perhatian tersebut.

"Sekarang kami bersyukur kepada Allah. Pemerintah melalui Baznas telah membantu kami membangunkan rumah yang rancak," tukasnya.

Di sela acara peresmian rumah tersebut, Walikota Mahyeldi memberikan motivasi kepada keluarga itu. Menurutnya, keterbatasan ekonomi bukanlah halangan untuk mencapai kesuksesan. Setidaknya, anak-anak mereka nanti akan dapat menggapai cita-cita melalui pendidikan.

"Anak-anak harus tetap sekolah dan menempuh pendidikan setinggi-tingginya," kata Mahyeldi.

Walikota menyebut dirinya juga bukan dari kalangan berada. Sejak SD, ia berusaha mandiri, bahkan mampu membiayai pendidikannya sendiri hingga di perguruan tinggi.

"Ini bukti, Allah selalu melapangkan jalan setiap ada usaha," ucapnya.

Adapun program bedah rumah, kata Mahyeldi, tidak lain untuk mengangkat kesejahteraan masyarakat. "Dengan memiliki rumah yang layak, kualitas kesehatan juga akan lebih baik. Warga akan lebih fokus untuk menyelenggarakan keluarga, termasuk untuk pendidikan," kata Mahyeldi.

Sementara itu, Camat Nanggalo Teddy Antonius menyebut, bantuan bedah rumah bagi keluarga Susi dari Baznas bukan yang pertama. Sudah ada beberapa rumah tidak layak lainnya yang dibedah sebelumnya.

"Kami menginginkan tidak ada lagi rumah yang tidak layak huni di Kecamatan Nanggalo. Jika luput dari pantauan kami, warga tolong usulkan," tandas Teddy. (tf/du/ch).
Previous Post Next Post