Partai Gerindra Tarakan Tuntut Pengelola Operasional Laut

N3, Tarakan ~ Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kota Tarakan mempersiapkan tuntutan pidana kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab atas terbaliknya kapal Speedboat Rejeki Baru Kharisma, pada Selasa (25/7) yang mengakibatkan korban meninggal dunia sebanyak 10 orang yang merupakan penumpang kapal tersebut.

Dalam keterangan pers yang dihadiri awak media lokal maupun nasional di Kantor Partai Gerindra Tarakan, Ketua Partai Gerindra Tarakan, Rudi Hartono menilai telah terjadi pelanggaran pidana dalam hal adanya peristiwa tersebut. Dimana disebutkan dalam pasal 359 Kitap Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) disebutkan "Barang siapa yang karena perbuatannya menyebabkan orang lain meninggal dunia diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun".

"Mereka kan punya Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam menjalankan tugas pengawasannya. Nah itu berjalan atau tidak. Jika tidak dijalankan dengan baik kemudian berakibat sebagaimana peristiwa yang mengakibatkan hilangnya nyawa seseorang. jelas itu pidana," kata Rudi meyakini.

Kejadian terbaliknya Speedboat SB. Rejeki Baru membuat partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Tarakan akan menuntut dan meminta pertanggung jawaban kepada pihak-pihak terkait. Dapat dilihat dengan kejadian ini, banyak memakan korban jiwa seperti luka ringan, berat, dan meninggal. 

Bahkan, Rudi Hartono termasuk dalam satu korban selamat karena kebetulan turut menumpangi kapal yang sama saat kejadian. Dalam kejadian tersebut  harus ada proses penyelidikan yakni motoris speedboat  bersama pihak instansi yang terkait. Terbaliknya speedboat, dinilai terjadi kelalaian fatal baik dari aspek kelayakan jalan speedboat maupun pengawasan atas jumlah penumpang yang berada di dalamnya.

Atas dasar itu pula, dikatakan Rudi Hartono, DPC partai Gerindra Tarakan akan menuntut pihak terkait atas insiden terbaliknya speedboat tersebut. Adapun yang dituntut oleh pihaknya adalah permasalahan pengawawasan operasional laut  harus bertanggung jawab dan perlu adanya evaluasi agar tidak terjadi lagi kecelakaan seperti ini. Kemudian meminta santunan terhadap korban yang terkena dampak dari kecelakaan yang terjadi kemarin lalu.
agar korban mendapatkan hak dengan ganti rugi yang dimaksudkan disini adalah santunan

Bukan hanya itu, dilihat bahwa ada seorang anak yang menjadi yatim piatu akibat orang tua nya meninggal karena menjadi korban dari terbaliknya speedboat. Dalam hal ini, Negara dapat ikut serta dan menjamin agar anak yang menjadi korban bisa bersekolah. 

“Jelas instansi terkait dalam operasional laut harus bertanggung jawab sesuai dengan pasal itu,” katanya mempertegas.

Rudi Hartono menceritakan ada tujuh orang pengurus Partai  Gerindra hadir untuk melaksanakan penyampaian Bakal calon Ke Tanjung Selor. Tetapi ketika dalam perjalanan terjadi kejadian aneh yakni speedboat yang ditumpangi  terasa goyang dan langsung terbalik. Kejadian terbaliknya speedboat ini, tidak ada kejadian aneh seperti menabrak kayu, atau kerusakan mesin.

“tengah perjalanan, speed tiba-tiba  mulai oleng kanan dan kiri dan langsung terbalik,” kata Rudi di depan awak media.

Diperkirakan penumpang yang berada dalam speedboat sebanyak 50 orang termasuk anak-anak yang menjadi korban dalam kejadian tersebut, sedangkan diatas ada 5 orang dan muatan barang dari penumpang yang berangkat. Dalam kejadian dijelaskan Rudi bahwa dirinya berhasil selamat karena sebelum tengelamnya speedboat yang dinaikinya ia sempat membongkar kaca dengan pukulan dari tangannya dan langsung berhasil keluar berenang untuk menyelamatkan diri. Dalam penyelamatan dirinya membuat berkas balon yang dibawanya basah.

Ketika menyelamatkan diri, ia sempat melihat masih ada 30 lebih orang  penumpang yang masih didalam speedboat untuk berusaha keluar. Dengan kejadian ini membuat Rudi sangat kecewa dan juga penyelamatan dari tim Basarnaz sangat lambat sampai membuat dirinya dan korban lain terpaksa menunggu selama 1 jam. Terkait kejadian ini, ia sangat kecewa dengan berbagai pihak termasuk Kesyahbandar dan Otoritas pelabuhan (KSOP) Tarakan. karena dalam kejadian apakah pihak KSOP ada melakukan pengecekkan untuk Speedboat yang berjalan apa tidak.

“makanya dalam kejadian ini, kami dari fraksi partai Gerindra akan menuntut dalam ketidak nyamanan ini,” kata Rudi bernada kecewa. 

Rudi menjaskan dalam waktu dekat akan melanjutkan proses hukum kepada pihak kepolisian untuk memproses pemeriksaan pengelola pelabuhan serta pengelola keselamatan kepada pemerintah pusat. (Bonar/ David)
Previous Post Next Post