Ribuan Hektar Lahan Pertanian dan Perkebunan Terendam Banjir


N3, Limapuluh Kota, - Bencana banjir dan Longsor yang melanda delapan Kecamatan di Kabupaten Limapuluh Kota, Jumat (3/3) lalu. Bupati Irfendi Arbi meminta setiap SKPD serta seluruh Kecamatan membentuk Tim reaksi gerak cepat agar bantuan terhadap korban bencana segera terdistribusikan.

” Saya minta semua SKPD membentuk Tim reaksi gerak cepat sesuai dengan tupoksi masing-masing, begitu juga dengan pihak kecamatan agar seluruh dampak yang terkena bencana bisa didata dengan cepat” ujar Irfendi Arbi dalam rapat terbatas bersama kepala SKPD, Kecamatan dan Relawan, di posko bencana di halaman eks Kantor Bupati lama., Minggu (5/3).

“Dengan dibentuknya Tim reaksi gerak cepat ini nantinya, seluruh sektor yang terkena dampak bencana banjir ini bisa segera didata, sehingga kebutuhan akan informasi kerugian dan kondisi terkini di lapangan bisa diketahui dengan cepat oleh tim di posko bencana”, terang Irfendi.

” Saya akui bencana yang melanda Kabupaten Limapuluh Kota tahun ini cukup berat, selain dilanda banjir beberapa titik juga terjadi longsor dan bukit terban, untuk itu kita harus bergerak cepat dan berkonsentrasi terhadap distribusi bantuan terhadap para korban bencana” ujarnya lagi .

Dalam kesempatan itu Bupati Irfendi Arbi juga meminta kepada seluruh masyarakat, jika ada anggota keluarga yang hilang dalam perjalanan menuju Kota Pekanbaru segera melaporkan di posko bencana.”Jika masih ada warga yang kehilangan anggota keluarga akibat bencana segera laporkan, agar memudahkan tim melakukan pencarian” tegas bupati.

Dari data yang dihimpun www.nusantaranews.net/ di Posko bencana, pada musibah banjir itu tercatat ribuan hektar daerah lahan pertanian dan perkebunan serta pemukiman penduduk terendam di delapan Kecamatan. Diantaranya, Kecamatan Pangkalan, Harau, Mungka,Luak, Lareh Sago Halaban, Kapur IX dan Kecamatan Suliki.

Di kecamatan Pangkalan banjir menghantam Nagari Manggilang, Pangkalan ,Tanjung Balik, dan Gunuang Malintang, setidaknya, 150 hektar lahan pertanian didaerah itu terendam. Dikabarkan, 10 titik Jalan Nasional jalur Sumbar-Riau mulai dari kelok sambilan sampai Koto Alam, terjadi longsor  dan terban, bahkan satu ruas jalan putus di Sibumbun sepanjang 20 Meter.

Kemudian di Kecamatan Harau juga menenggelamkan sedikitnya 285 Hektar sawah, kebun, dan kolam ikan yang tersebar di berbagai nagari,diantaranya, Nagari Sarilamak, Taram, Batu Balang, Tarantang dan Harau. Selanjutnya, kecamatan Mungka, banjir terjadi di Kenagarian Talang, Sungai Bumbun, dan Simpang Kapuak yang merendam 565 Hektar sawah serta 22,5 Hektar Perkebunan.

Sedangkan, untuk kecamatan Luak banjir menenggelamkan 4,5 Hektar sawah dan 1,7 hektar perkebunan di Kenagarian Andaleh. Begitu juga dengan Kecamatan Lareh Sago Halaban yang menenggelamkan 30 Hektar sawah serta 20 hektar perkebunan. Di kecamatan Bukik Barisan sedikitnya merendam 5 Hektar sawah, didaerah itu juga terjadi bencana longsor dan bukit terban di Tiga titik Jalan menuju Nagari Maek. Bahkan, dilaporkan satu rumah tertimbun di Nagari Sungai Naniang.

Selanjutnya di Kecamatan Kapur IX Nagari Batu Bangun dan Durian Tinggi , namun data pasti lahan pertaninan yang terendam belum bisa diperoleh pihak posko bencana BPBD, begitu juga di Kecamatan Suliki yang merendam Nagari Limbanang.
Korban jiwa yang dilaporkan, Lima orang korban tewas serta dua orang lainya luka berat akibat bencana alam banjir dan longsor di Kenagarian Koto Alam,Kecamatan Pangkalan.. Korban meninggal itu yakni, Doni Fernandes (31), Warga Gasan Gadang, Kabupaten Padang Pariaman, Teja (19) Nagari Tigo Jangko Lintau Buo, Yogi Syaputra(23) warga Nagari Tigo Jangko Lintau Buo, dan Mukhlis alias Ujang(45) warga Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, meninggal karena hanyut di danau buatan Tanjuang Pauh, Kecamatan Pangkalan, Kabupaten Limapuluh Kota, Karudin(25) warga sungai Geringging Kabuapten Padang Pariaman ditemukan meninggal dalam timbunan longsor. (Rahmat Sitepu)
Previous Post Next Post