Tapi apa mau dikata, perjuangan gadis manis ini terpaksa
harus berhenti. Ketika pertandingan mau dimulai, juri memanggil semua peserta.
Lalu memerintahkan peserta yang mengenakan jilbab, untuk melepasnya. Yang
diperbolehkan hanya mengenakan tutup kepala yang kelihatan telinga. Jika tidak
mau, maka peserta harus rela meninggalkan arena.
Beberapa atlit yang awalnya berhijab, ada yang rela melepas
jilbab. Tapi tidak bagi Aulia. Pemegang sabuk biru itu memilih keluar. "Ya
sudah. Nggak bisa (bertanding), " katanya. Ketika ditanya mengapa kok
tidak bisa ? "Kan dalam Islam tidak boleh membuka aurat, " jawab
gadis 13 tahun ini, mantap. Tapi tak urung, air matanya sembab, karena sedih.
Ustadz Janan Farisi, salah satu gurunya, sudah menyampaikan
keberatan kepada para juri. Tapi para juri tak bergeming, dengan alasan itu
sudah peraturan.
"Aulia sangat rajin berlatih. Pagi siang latihan, rehat
dhuhur, lalu sore berlatih lagi sampai malam. Dia sangat ingin menjadi juara
pada perlombaan itu, " papar Janan Farisi.
Keputusan Aulia yang bercita-cita jadi dokter ini sudah
bulat. Dia memang batal jadi juara karate. Tapi Aulia sudah menjadi juara
sesungguhnya sebagai anak muda yang berani memegang prinsip dan kemuliaan
agamanya.
Post a Comment