N3, Jakarta ~ Menyambut
Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November besok, Presiden Joko Widodo
hari ini, Rabu, 9 November 2016 menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional
kepada tokoh Nahdlatul Ulama, Alm. K.H.R. As'ad Syamsul Arifin.
Dalam
upacara yang digelar di Istana Negara itu, Presiden Jokowi juga
menganugerahkan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Bintang Mahaputera
Utama kepada Alm. Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta dan Alm. Letkol inf.
(Anumerta) Mohammad Sroedji.
Upacara
diawali dengan pembacaan Keputusan Presiden Republik Indonesia nomor
90/TK/2016 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional oleh
Sekretaris Militer Presiden selaku Sekretaris Dewan Gelar, Tanda Jasa
dan Tanda Kehormatan, Marsekal Pertama TNI Trisno Hendradi. Demikian
seperti dilansir Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat
Presiden, Bey Machmudin.
Di
akhir upacara, Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla
memberikan ucapan selamat kepada ahli waris penerima Gelar Pahlawan
Nasional diikuti oleh tamu undangan lainnya. Turut hadir dalam acara
tersebut sejumlah anggota Menteri Kabinet Kerja.
K.H.R.
As'ad Syamsul Arifin lahir pada tahun 1897 di Mekkah dan meninggal 4
Agustus 1990 di Situbondo pada umur 93 tahun. Beliau merupakan pengasuh
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Desa Sukorejo, Kecamatan
Asembagus, Kabupaten Situbondo. Ia adalah ulama besar sekaligus tokoh
dari Nahdlatul Ulama dengan jabatan terakhir sebagai Dewan Penasihat
(Musytasar) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama hingga akhir hayatnya. K.H.R.
As'ad Syamsul Arifin merupakan tokoh yang ikut berperan menggerakkan
rakyat dan santri, khususnya dari Jawa Timur, saat Pertempuran 10
November 1945 di Kota Surabaya.
Sementara
itu, Mayjen TNI (Purn) Andi Mattalatta lahir di Barru, Sulawesi
Selatan, 1 September 1920 dan meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan,
16 Oktober 2004 pada umur 84 tahun. Beliau adalah seorang tokoh pejuang
kemerdekaan asal Bugis yang juga tokoh olahraga Indonesia terutama dalam
olahraga renang, ski air dan tinju. Ia juga merupakan ketua
penyelenggara PON IV di Makassar. Ia juga merupakan ayah dari penyanyi
Indonesia, Andi Meriem Mattalata. Atas jasa-jasanya namanya diabadikan
sebagai nama stadion di Makassar yaitu Stadion Andi Mattalata.
Adapun
Letkol inf. (Anumerta) Mohammad Sroedji dilahirkan di Bangkalan-Madura,
pada 1 Februari 1915 dan meninggal pada 8 Februari 1949 pada
pertempuran di Jember, Jawa Timur. Sroedji merupakan tentara yang
berjuang di Kabupaten Jember melawan penjajah Belanda. Pejuang tersebut
wafat akibat berondongan peluru pasukan Belanda pada tahun 1949. (Humas
Kemensetneg)