Halal Bihalal Gubernur Bersama OJK

N3, Sumbar ~ Halal bihalal Gubernur Sumatera Barat dan Otoritas Jasa Keuanagan (OJK) dengan Pelaku Industri Jasa Keuangan Serta Overview Perekonomian Sumatera Barat dilaksanakan di Aula Bank Indonesia Sumatera Barat. Acara ini dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Kepala OJK Sumatera Barat Indra Yuheri, Kepala Biro Perekonomian Setda Provinsi Sumaetra Barat, Ketua Perbanas, Asosiasi Bank Daerah, Asosiasi Bank milik Pemerintah, Ketua Perparindo, Ketua Asbisindo, Ketua Forum Asuransi, dan BEI Sumatera Barat.

Kepala OJK Sumatera Barat Indra Yuheri mengatakan saat ini kinerja perbankan di Sumatera Barat mengalami peningkatan. Saat ini terdapat dua kondisi yang mempengaruhi kondi keuangan di Indonesia, yakni oleh Brexit (Britain Exit) dimana membuat IHSG jatuh melemah, dan Euforia pasar keuangan dengan berlakunya tax amnesty dimana target pemerintah untuk mengembalikan dana WNI yang berada di luar negeri, diperkirakan berjumlah 1000 triliun.

Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno menghimbau untuk menbangun ekonomi Sumatera Barat kita mesti menyamakan visi tentang Sumatera Barat.

“Untuk mengembangkan ekonomi di Sumatera Barat kita mesti menyamakan visi sehingga mencegah terjadinya kegagalan dengan demikian kita dapat mengarahkan dengan jelas kemana investor untuk dapat berinvestasi di Sumatera Barat”, ucap Irwan Prayitno.

Untuk menyamakan visi tersebut kita mesti mengetahui bagaimana budaya dan karakter masyarakat karena di setiap daerah memiliki cirri khas/budaya yang berbeda-beda. Selain itu budaya dan karakter masyarakat juga mempengaruhi cara kerja. Untuk itu bagaimanapun cirri khas dan budaya suatu daerah mesti kita ambil positifnya.

Gubernur Sumatera Barat mencontohkan dimana karakteristik masyarakat Sumatera Barat yang egaliter dan individualistis, menunjukan kemandirian masyarakat Sumatera Barat, untuk itu masyarakat Sumatera Barat suka merantau dan berdagang. Selain itu masyarakat Sumatera Barat memiliki karakter bagi hasil dalam bekerja.

“Seperti pekerja di perkebunan teh di Solok, pemilik modal dengan pekerja/pemilik tanah membagi hasil perbebunan dengan adil, oleh sebab itu tidak ada namanya buruh tani di Sumatera Barat. Karena sistim bagi hasil ini merupakan cirri khas masyarakat Sumatera Barat”, ucap Irwan Prayitno.

“Dengan ciri khas yang demikian, maka mengembangkan industry padat skill lebih memiliki potensi besar dibandingkan dengan industry padat karya”, tambah Irwan Prayitno.

Selain itu masyarakat Sumatera Barat memiliki budaya merantau dan berdagang dengan mandiri. Oleh karena itu UMKM di Sumatera Barat didominasi oleh usaha Mikro 84%, usaha Kecil 14%, dan Usaha Menengah sisanya.

“Dengan demikian saya menghimbau perbankan agar menjemput bola kepada pelaku UMKM, karena kebanyakan UMKM di sector mikro dan kecil memiliki sedikit pengetahuan tentang perbankan, untuk itu mesti perbankan mesti pro aktif”, ucap Irawan Prayitno. Aldo
Previous Post Next Post