Wagub TSR Ke Pasaman

N3, Pasaman ~ Setiap memasuki tahun ajaran baru, orangtua/walimurid dihadapkan dengan situasi kecemasan. Faktor kecemasan orangtua, karena kebutuhan bertambah, untuk membeli baju seragam sekolah, sepatu dan peralatan untuk belajar.

Kecemasan itu tidak hanya dirasakan para orangtua. Tukang jahit pakaian juga cukup dipusingkan. Biasanya setiap memasuki tahun ajaran baru, banyak yang menjahitkan pakaian sekolah anak mereka, tanpa membeli pakaian seragam yang sudah jadi.

Kekhawatiran para penjahit pakaian, karena untuk kebutuhan pakaian seragam siswa sudah langsung ditangani pihak sekolah. Akibat kondisi demikian, pendapatan tukang jahit berkurang.

Kondisi demikian dipertanyakan salah seorang jamaah mesjid yang sekaligus seorang tukang jahit di Pasar Inpres Tapus Abdul Salam Tanjung kepada Wakil Gubernur (Wagub) Sumbar Nasrul Abit saat safari Ramadhan di Mesjid Taqwa Pasar Inpres Padang Gelugur.

Menurut Abdul Salam sistem yang berjalan dimana orangtua murid membeli pakaian seragam sekolah langsung di sekolah merupakan monopoli dan tidak baik untuk mengembangkan ekonomi kerakyatan. Ia berharap kepada Wagub supaya mengkaji kembali dan tidak diharuskan sekolah untuk menyediakan baju seragama sekolah.

"Dua setel pakaian sekolah saja misalnya, sudah bisa menghidupi satu keluarga," ujar Abul Salam.

Aspirasi tersebut langsung direspon oleh Wagub Sumbar Nasrul Abit. Ia berjanji akan mengevaluasinya dan membuat regulasi, terlebih urusan kewenangan untuk jenjang pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) sudah berada di provinsi.

"Saya tadi sudah minta kepada bupati. Hal-hal seperti ini harus direspon oleh kepala daerah. Jangan semua dikendalikan oleh sekolah. Nanti akan kita bicarakan di provinsi. Setelah pengelolaan kewenangan SLTA ditarik ke provinsi akan lebih mudah mengaturnya," ujar Nasrul Abit.

Nasrul Abit juga tidak bisa menerima masih ada sebahagian kalangan yang membeli batik dari luar Sumbar, padahal kualitas yang dimiliki di Sumbar tak kalah dengan daerah lain.

"Saya juga agak kecewa juga ada masyarakat kita di Sumbar yang membeli batik diluar Sumbar. Padahal kita punya batik Silingkang, Tanahliek dan banyak lagi yang jenis dan kualitasnya yang bagus," sebut Nasrul Abit.

Nasrul Abit meminta bupati/walikota di sumbar untuk memajukan hasil kerajinan industri lokal, sehingga kerajinan daerah berkembang.

"Siapa lagi yang akan memajukan daerah kita, kalau bukan kita sendiri. Tak mungkin orang lain akan memajukan daerah kita sendiri," tegasnya. Fadhli
Previous Post Next Post