Media Massa Partner Transparansi

Nn, Semarang ~ Keberanian diri untuk bersikap transparan kepada publik merupakan representasi dari komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah guna mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih. Karenanya, membuka ‘kran’ informasi seluas-luasnya melalui media massa mutlak dilakukan, agar masyarakat dapat mengetahui hasil kinerja pemerintah setempat.

“Saya itu lagi promo kondisi Jawa Tengah. Kedua, saya promo tentang demokratisasi. Ini edukasi politik. Promo berikutnya, saya ingin menyampaikan secara transparan apa yang kami kerjakan. Saya ingin merepresentasikan bahwa saya mau kok transparan dan saya mau dikoreksi,” terang Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP saat ditemui Radio Elshinta di ruang kerja Kantor Gubernur, Rabu (22/4).

Ganjar mengatakan, kemitraan dengan media massa telah ‘menelurkan’ beberapa program acara sebagai bentuk dukungan terhadap transparansi publik. Di antaranya, program ‘Mas Ganjar Menyapa’ (Radio Sindo Tri Jaya FM) dan program ‘Ngopi Bareng Mas Ganjar’. Melalui program tersebut, masyarakat dapat menyampaikan pertanyaan, usulan, bahkan kritik secara interaktif kepada gubernur.

Menurutnya, sejumlah media massa telah berperan riil dalam mendukung terwujudnya good governance and clean government. Ganjar mencontohkan, Radio Elshinta menyampaikan informasi kepada dirinya tentang adanya pungutan liar atau pungli di Comal beberapa waktu lalu. Dia menerangkan, informasi tersebut segera ditindaklanjuti oleh pemerintah dan pihak kepolisian.

“Saya pernah menangkap orang melalui Radio Elshinta. Ada penelepon mengatakan, di Comal Pak, ada yang ‘minta’. Namanya kemudian dibiaskan. Saya langsung telepon Kapolda. Akhirnya ditangkap sepuluh orang. Dahsyat. Ini lho kerja sama antara gubernur dengan media massa. Artinya, peran media riil,” beber orang nomor satu di Jawa Tengah itu.

Komitmen Pemprov Jateng untuk menjunjung transparansi, lanjutnya, juga diimplementasikan melalui iklan-iklan tentang penyerapan APBD. Iklan ini tidak hanya bersifat informatif, namun juga mendorong masyarakat kritis terhadap pemerintah. Dengan demikian, pemerintah dapat menjaga kontinuitas ‘dialog’ dengan masyarakat.

“Saya gemes ketika diomongi ‘Ganjar tidak transparan’. Lalu kepemimpinan satu tahun saya, saya iklankan penyerapan anggaran saya. Mbok ya ada respon. ‘Itu pemborosan’ atau ‘iklannya nggak mutu’, misalnya. Supaya rakyat terpancing, ‘Oh ada to anggaran untuk program ini?’ Maksud saya gitu,” pungkasnya.

Sementara itu, Penanggung Jawab Siaran Radio Elshinta Semarang DS Krisanti menyatakan pihaknya siap berkontribusi riil sebagai agen pembangunan. Radio Elshinta mempersiapkan program ‘Gubernur Bicara’ yang nantinya akan siar sebanyak satu kali setiap bulannya. Melalui program ini, dia berharap, gubernur dapat memahami isu-isu hangat yang terdapat di tengah masyarakat sehingga dapat mengedukasi publik. Di lain sisi, masyarakat dapat menyampaikan pertanyaan, usulan, bahkan kritik terhadap kinerja Pemprov Jateng dalam melaksanakan program-programnya. Rel
Previous Post Next Post