Simulasi Tsunami Sumbar Berjalan Lancar

Padang, Nn ~ Kurang lebih 1 jam setengah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah-BPBD Provinsi Sumatera Barat bersama TNI/Polri, Basarnas, dan segenap organisasi sosial kemanusiaan menggelar simulasi penanganan darurat gempa dan tsunami yang dipusatkan di kawasan Pantai Padang. 
 
Dengan skenario gempa diiringi tsunami, berkekuatan 8 koma 9 Scala Richter yang berpusat pada 15 Kilometer Barat Daya Pulau Siberut di kedalaman 10 Kilometer, petugas kebencanaan terpantau sigap melakukan penanganan bencana. 5 menit seusai sirine peringatan tsunami meraung, ratusan petugas kebencanaan langsung turun ke lapangan, mengarahkan masyarakat yang panik agar mengevakuasi diri menuju jalur vertical maupun horizontal. Seluruh ambulance sebagai sarana penyelamatan korban turun ke lapangan membantu mengevakuasi ratusan korban luka yang kemudian diusung ke posko penanganan korban yang dipusatkan di Taman Budaya Padang. 
 
Selain itu, pemantauan kondisi air laut juga dilakukan melalui pantauan udara. Sepuluh menit gempa terjadi, Gubernur yang pagi tadi diwakili oleh Wakil Gubernur Muslim Kasim pun melakukan rapat cepat dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah menetapkan masa tanggap darurat selama 14 hari. Bantuan logistik pun mulai disalurkan bagi korban yang tersebar di berbagai lokasi pengungsian. 
 
Tidak hanya melalui jalur darat, karena simulasi menggambarkan tsunami, penyaluran logistic dan obat-obatan juga dilakukan melalui udara menggunakan paramotor. Selain itu, pihak perbankan dari Bank Nagari dan BNI juga mengirim mobil banking pada titik-titik pengungsian, membantu masyarakat yang ingin melakukan transaksi pengambilan uang secara cepat dan mudah.

Seusai simulasi dan gladi lapang siang tadi, Wakil Gubernur Sumatera Barat Muslim Kasim bersama Inspektur Utama BNPB Bintang Susmanto, Kepala BPBD Sumatera Barat Yazid Fadli, Danlanud Padang, Danrem 032 Wirabraja, serta Danlantanmal Padang memberikan keterangan kepada Pers di gedung Taman Budaya Sumatera Barat.

Pada kesempatan dimaksud Muslim Kasim mengaku, masih terdapat kekurangan dalam simulasi. Dijelaskan, simulasi hari ini masih dalam lingkup kecil Kota Padang, padahal jika terjadi gempa dan tsunami yang sebenarnya, terdapat 7 Kabupaten/Kota di wilayah pesisir pantai Sumatera Barat yang terdampak, diantaranya Kabupaten Pesisir Selatan, Agam, Pasaman Barat, Pariaman, Kepulauan Mentawai. Untuk itu, ke depannya harus digelar lagi simulasi yang melibatkan semua unsur kebencanaan yang ada di Kabupaten/Kota.  Minimal simulasi digelar dua kali dalam setahun.

“Simulasi hari ini cukup bagus. Tentu masih ada hal yang perlu dievaluasi. Hari ini peserta simulasi masih terkosentrasi terhadap petugas kebencanaan di Padang saja. Padahal kalau gempa dan tsunaminya sungguhan yang terdampak kan tidak hanya Padang, ada Kabupaten/Kota lain. Untuk itu, simulasi harus digelar lagi melibatkan unsur Kabupaten/Kota, agar seluruhnya memiliki kesiapsiagaan, papar Muslim Kasim.”

Pada kesempatan yang sama Inspektur Utama BNPB Bintang Susmanto mengatakan, kekurangan yang tampak pada simulasi hari ini yaitu belum melibatkan unsur perusahaan, baik listrik, air, dan telekomunikasi. Menurutnya unsur dunia usaha harus diikutsertakan, karena pada saat bencana, pasti terjadi gangguan listrik, air bersih, dan telekomunikasi.

“Simulasi hari ini belum terlihat keikutsertaan dunia usaha. Padahal pada setiap bencana pasti ada gangguan yang mengakibatkan masyarakat menggeluh, seperti air tidak mengalir, aliran listrik putus, komunikasi terganggu. Kedepannya, PDAM, PLN, Telkom harus diajak, agar mereka juga bisa mempersiapkan diri menghadapi bencan. Apakah menurunkan mobil satelit komunikasi, atau persiapan genset, ungkap Bintang.”

Selain itu, Irtama BNPB Bintang Susmanto menambahkan, dalam simulasi hari ini juga belum terdapat posko kendali informasi yang memberikan keterangan jumlah korban, serta kebutuhan bantuan.

“Posko informasi belum ada tadi. Ini penting untuk memberikan informasi yang akurat kepada masyarakat luas dan media, mengingat pemberian informasi juga harus satu pintu, tidak boleh sembarangan. Kalau ada posko informasi satu pintu, maka informasi yang diberikan akan sama dan akurat, berapa jumlah korban, apa yang diperlukan, terang Bintang.”Zardi
Previous Post Next Post