Kunjungan Gubernur Sumbar ke Riau

Nn, Riau -- Program “Satu Sapi Satu Petani” yang merupakan bagian dari Gerakan Pensejahteraan Petani (GPP), merupakan program utama dalam meningkatkan kesejahteraan petani di Sumatera Barat. Dari kondisi yang hanya rata-rata berkerja 3,5 jam dengan kegiatan program tambahan pekerjaan bagi para petani tentu juga akan menambahkan penghasilan mereka.

Kondisi yang kita kunjungi saat ini adalah program pengembukan sapi untuk biaya penunjang pendidikan, orang tua murid untung, masyarakat untung dan sekolah juga untung. Ini tentu akan dapat menjadi contoh bagi pengembangan program kita di Sumatera Barat.

Ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno ketika memberikan sambutan dalam kunjungan ke Yayasan Pendidikan Islam Terpadu ( YPIT) Mutiara di Kecamatan Pinggir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau siang tadi. Ikut mendapimpingi Kadis Pendidikan, Drs. Syamsurizal, Msi, Kadis Pertenakan Ir. Edwardi, Kadis Sosial Abdul Gafar,SE,MM, Kabiro Pembangunan dan Rantau, DR. Suhermanto Raza,SH. MM dan ketua YPIT Muatiara Drs. H. Abdul Gafar.

Lebih jauh Irwan Prayitno menyampaikan, untuk percontohan pengembangan ternak Sapi bagi sekolah ini dapat diwujudkan pada AZKIA Padang, di Kuranji.  Silahkan nanti jika ada sekolah-sekolah lain yang berminat dapat pula mengembangkan usaha ini melalui koperasi sekolah masing-masing.

Kegiatan ini tentu akan memberikan energy positif bagi pengembangan pendidikan berkarakter dan pengembangan ekonomi masyarakat di Sumatera Barat. Kita amat yakin usaha ini akan memberikan sesuatu yang amat bermanfaat bagi kemajuan pendidikan sekaligus mensejahterakan sekolah dan guru.

Sumatera Barat pada tahun 2011 hingga tahun 2012, telah berhasil meningkatkan usaha-usaha perternakan, 1100 % baik dari program CSR, kebun sawit, investasi sapi oleh PNS. Dan saat ini Sumatera Barat merupakan provinsi ketiga terbesar yang mendapat bantuan program pengembangan ternak sapi dari APBN melalui Dinas Pertanian Republik Indonesia.

Saat telah tumbuh dan berkembangan sekitar 300.000 ekor sapi pertahun, dari sebelumnya yang hanya baru 50.000 hingga 100.000 ekor /ungkapnya.

Irwan Prayitno juga menyampaikan, program pengembangan dan pengemukan sapi lewat sekolah ini, akan menjadi lebih menyempurnakan program GPP di Sumbar. Disini ada bagi hasil yang cukup baik, masyarakat sebagai pengusaha mendapat bagian sekitar 60 persen, Sekolah 20 persen dan Orang Tua Murid sebagai pemodal akan mendapat hasil pula 20 persen.

Untuk itu kita akan mengirim Tim teknis bagaimana system administrasinya dalam pengolahan usaha pengembangan dan pengemukan sapi ini di sekolah. Ada 3-4 juta rupiah perekor sapi dalam usaha pengemukan yang dapat diraih dalam usaha ini.

Walaupun kita ketahui, guru-guru YPIT Mutuiara ini 80 persen berasala dari Sumbar, tidak ada salahnya kita berbagi pengalaman dan pengetahuan dalam memajukan ekonomi dan pendidikan berkarakter di Sumatera Barat, harapnya. Zardi

Post a Comment

Previous Post Next Post