Antisipasi Penyakit Kelamin, Ponakan Raja Fahd Bangun RS

Nn. Cisarua -- Kawasan Puncak merupakan tujuan utama turis asal Arab Saudi dan negara-negara Timur Tengah setiap musim libur mereka. Sedikitnya, terdapat 8.000 turis asal Timur Tengah yang berkunjung ke Puncak setiap tahunnya. Bahkan, di Kecamatan Cisarua terdapat perkampungan warga keturunan Arab, yakni Warung Kaleng. 

Kehadiran turis Arab juga menjadi ladang penghasilan bagi warga Cisarua, termasuk pemilik vila-vila dan hotel. Sedikitnya, perputaran uang di Warung mencapai Rp 84 miliar selama satu musim.

Meski begitu, ternyata derasnya turis Arab dan Timur Tengah ke Puncak menimbulkan masalah tersendiri. Tidak sedikit turis Arab maupun imigran asal Timur Tengah yang terkena penyakit kelamin. Kondisi ini membuat kerajaan Arab Saudi merasa gerah, karena banyak turis Arab yang menularkan kembali penyakit kelaminnya saat kembali ke negara asalnya

Untuk mengantisipasi hal tersebut, Pemerintah Arab Saudi melalui salah seorang keponakan Raja Fahd berniat mendirikan rumahsakit di kawasan Kecamatan Cisarua, yang dilengkapi mess sebagai tempat penampungan warga keturunan Arab.

Wacana pembangunan rumahsakit dan mess khusus turis Arab dan imigran Timur Tengah ini sebetulnya sudah bergulir sejak bulan puasa, Agustus 2011. Kini, sebuah tim kecil sudah dibentuk dan sedang bertugas mengadakan lahan seluas 40 hektare untuk proyek tersebut.

“Memang sedang direncanakan akan dibangun rumahsakit dan penampungan etnis Timur Tengah. Sekarang ini, kami sedang mencari lokasi sekitar 40 hektare yang kami butuhkan untuk proyek tersebut. Namun, hingga kini lahan itu belum kami dapatkan,” kata salah seorang anggota tim, Pandi MH kepada wartawan nusantaranews.

Keberadaan turis atau imigran asal Timur Tengah ini kerapkali menghadapi kesulitan dalam berkomunikasi saat mereka berobat ke klinik atau ke rumahsakit terdekat. Tak jarang, pasien turis Arab yang sakit selalu dikawal guider ketika berobat.

“Sudah tiga hari dia sakit kalau kencing, dan kalau sudah berobat ke klinik biasanya langsung sembuh. Kalau masih sakit, mereka biasanya berobat ke Jakarta,” ungkap Yudi, salah seorang guider. F.Nasution/JB

Post a Comment

Previous Post Next Post