Semarak Pungli di Objek Wisata Air Manis

Hari raya merupakan hari kemenangan bagi umat muslim. Hari raya waktu yang tepat untuk berkumpul dengan anggota keluarga, bagi pegawai maupun karyawan swasta mendapatkan waktu libur dari instansi maupun tempat mereka bekerja. Waktu liburan ini digunakan untuk berdarmawisata ke objek-objek wisata bersama keluarga dan kerabat. Tapi alangkah disayangkan untuk masuk ketempat objek wisata membutuhkan biaya besar, biasanya bea karcis masuk seharga Rp 2 ribu per orang dijual dengan harga Rp5 ribu, itupun tanpa diberikan karcis.

Sewaktu lakukan survey lapangan ke objek wisata Pantai Air Manis yang terkenal dengan legenda Malin Kundangnya, ditemui keluhan para pengunjung. Pasalnya disepanjang jalan menuju objek wisata, pungutan liar dari masyarakat sekitar tidak pernah habisnya. Berawal dari gerbang masuk depan Kantor Camat Padang Selatan hingga sepanjang jalan menuju pintu masuk objek wisata, pengunjung telah dijejali berbagai pungutan liar. Selain itu, pada pintu gerbang masuk juga tidak ditemui seorangpun pegawai dari dinas pariwisata, yang berkompeten menjaga kenyamanan dan keselamatan wisatawan lokal maupun mancanegara yang datang. Akibatnya oknum-oknum masayarakat tersebut, merajalela dengan memungut bea masuk sekehendak hati.

Ketika ditanyai dengan enteng mereka jawab, “ini masih suasana lebaran dan harga bea masukpun naik.” Ujar Anto salah seorang pemuda setempat. Anehnya, setelah memasuki pintu masuk objek wisata, pengunjung masih melewati satu pos lagi, dengan bayaran Rp. 5 ribu.
Yessi (31), salah seorang pengunjung dari Sungai Penuh, Jambi, mengharapkan agar tahun kedepan pungli ini dapat teratasi. “belum bisa kami menikmati pesona objek wisata ini, uang kami telah habis untuk biaya pungli, masa tiap persimpangan jalan ada masyarakat yang meminta dengan keranjang.” Katanya.

Hal senada juga disampaikan Zai (57), pengunjung dari Jakarta, ia mengharapkan ketegasan pemerintah daerah untuk memberantas pungli, karena ini sangat mengganggu kenyaman pengunjung untuk menikmati eksotisme indahnya alam ranah minang ini, pungkasnya.

Ketika dikonfirmasikan pada pihak Dinas Pariwisata Kota Padang, Suardi Sekretaris Dinas Pariwisata mengatakan, dinas pariwisata bukan lepas tangan dengan fenomena yang terjadi dikawasan objek wisata. Karena dua orang pegawainya telah ditempatkan untuk menjaga pos masuk kekawasan wisata. Selain itu, pihaknya juga telah memberikan pengarahan kepada warga ninik mamak, tokoh masyarakat serta tokoh pemuda untuk memberi pengertian pada masyarakat untuk tidak melakukan pungli yang berdampak merugikan tempat wisata tersebut. Namun diakuinya, pungli yang dilakukan masyarakat setempat memang terjadi setiap tahunnya.

Untuk itu ia menghimbau agar masyarakat sekitar untuk tidak malakukan pungli yang berdampak merugikan bagi pribumi setempat. Jika pengunjung merasa kurang nyaman dengan pungli tersebut mereka pasti enggan untuk kembali berkunjung ke objek wisata ini. mond

Post a Comment

Previous Post Next Post